Yudisium Ke-154, Rata-rata IPK Lulusan Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud 3,90

Program Studi Sastra Jawa Kuna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) menyelenggarakan acara Yudisium ke-154, Senin (19/6).

Denpasar (Lokapalanews.com) – Program Studi Sastra Jawa Kuna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) menyelenggarakan acara Yudisium ke-154, Senin (19/6). Ada 3 orang calon wisudawan yang dilepas program studi satu-satunya di dunia ini dengan keseluruhnya mendapat predikat kelulusan cumlaude dengan rata-rata IPK 3,90.

Ketiga calon wisudawan yang dilepas pada acara tersebut adalah Ni Wayan Widya Astuti, S.S. yang berhasil meraih menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 9 bulan dan indeks prestasi kumulatif (IPK) sebesar 3,94. Selanjutnya ada I Made Sumardana Manik, S.S. yang berhasil lulus dalam waktu 3 tahun 7 bulan dan IPK 3,90. Ketiga, Mamlutun Ni’mah, S.S. yang lulus dalam waktu 3 tahun 7 bulan dan IPK 3,87.

Koordinator Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud, Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., mengatakan bahwa capaian yang diraih oleh ketiga lulusan angkatan 2019 itu merupakan bukti kualitas pendidikan di institusinya. Dari sisi formal, saat ini Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud telah terakreditasi A dan ke depan akan terus berupaya untuk mengembangkan dan memajukannya.

“Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud selalu merancang pendidikan yang memenuhi standar. Ini kemudian terbukti oleh lulusan kami, di mana dari IPK minimal yang sebesar 3,25 misalnya, pada periode yudisium ini kami sudah mampu di atas itu, tepatnya 3,87, 3,90, dan 3,94,” katanya.

Sebagai program studi yang sepuh di Unud, Prof. Suarka mengatakan selalu melakukan tinjauan terhadap kurikulum yang diterapkan, sehingga dapat selalu aktual dengan perkembangan zaman. Harapannya, lulusan yang dihasilkan dapat digunakan oleh stakeholder secara baik dan mampu menjadi agen-agen pelestarian dan pengembangan nilai-nilai sastra Jawa Kuna di masyarakat.

“Dalam rancangam peta akademik, Prodi Jawa Kuna ke depan diarahkan ke intenasionalisasi melalui pusat research Jawa Kuna yang jangkauannya diproyeksi ke tingkat nasional dan internasional,” kata dia.

Wayan Widya Astuti mengatakan bahwa pihaknya optimistis dapat menggunakan pengetahuan yang didapat selama studi di masyarakat. Menurutnya, pengetahuan kejawakunaan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan.

“Manfaat mempelajari sastra Jawa Kuna itu kita bisa mempelajari kehidupan, bagaimana kita melakukan apa. Ke depan saya turur berdoa agar Prodi Sastra Jawa Kuna FIB Unud dapat semakin maju dan berkembang,” katanya yang menghasilkan skripsi berjudul “Kidung Jayenglango: Kajian Feminisme” itu. *