Jembrana (Lokapalanews.com) – Cuaca buruk melanda perairan Selat Bali. Hujan dan gelombang tinggi mengakibatkan terganggunya aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, demikian sebaliknya.
Akibatnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Nusa Makmur sempat terseret arus saat hendak berlayar dari Gilimanuk menuju Ketapang, Sabtu (1/7/2023) siang. Setelah dievakuasi, kapal tersebut akhirnya diberangkatkan dengan kondisi kosong.
“Kemarin memang ada salah satu armada kapal terseret arus sekitar pukul 13.30 Wita. Kemudian pukul 15.46 Wita berhasil dievakuasi dan bertolak ke Pelabuhan Ketapang tanpa penumpang,” ungkap Koordinator Satuan Pelaksana Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk I Nyoman Agus Sugiarta, Minggu (2/7).
Agus pun mengimbau kepada seluruh penyedia jasa transportasi laut untuk selalu memperhatikan keselamatan penumpang. Menurutnya, cuaca di Selat Bali dapat berubah secara tiba-tiba.
“Cuaca saat ini masih tidak mendukung, gelombang serta arus yang cukup kuat. Kami sudah imbau seluruh perusahaan kapal agar selalu mengutamakan keselamatan dan tetap waspada,” ujar Agus.
Agus menjelaskan kondisi Pelabuhan Gilimanuk saat ini masih ramai lancar. Ia juga menegaskan penyeberangan di Selat Bali akan ditunda jika cuaca tak memungkinkan untuk melakukan pelayaran.
“Kami tetap memantau cuaca di Selat Bali, namun jika situasi tidak memungkinkan, kami akan lakukan penundaan penyeberangan,” tegas Agus.
Sementara Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya mengimbau warga Bali yang berada di pesisir untuk waspada terhadap potensi banjir pesisir atau rob pada 5-8 Juli 2023. Potensi banjir rob itu menyusul fenomena full moon dan perigee.
“Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Bali,” ujar Wiryajaya.
Agus mengimbau kepada seluruh penyedia jasa transportasi laut untuk selalu memperhatikan keselamatan penumpang. Menurutnya, cuaca di Selat Bali dapat berubah secara tiba-tiba.
“Cuaca saat ini masih tidak mendukung, gelombang serta arus yang cukup kuat. Kami sudah imbau seluruh perusahaan kapal agar selalu mengutamakan keselamatan,” ujar Agus.
Agus menjelaskan kondisi Pelabuhan Gilimanuk saat ini masih ramai lancar. Ia menegaskan penyeberangan di Selat Bali akan ditunda jika cuaca tak memungkinkan untuk melakukan pelayaran.
“Kami tetap memantau cuaca di Selat Bali, namun jika situasi tidak memungkinkan, kami akan lakukan penundaan penyeberangan,”kata Agus.
Sebelumnya, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya mengimbau warga Bali yang berada di pesisir untuk waspada terhadap potensi banjir pesisir atau rob pada 5-8 Juli 2023. Potensi banjir rob itu menyusul fenomena full moon dan perigee.Menurut Wiryajaya, fenomena bulan purnama (full moon) pada 3 Juli 2023 bersamaan dengan perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi pada 4 Juli 2023.
“Fenomena itu berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum. Adapun banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Bali, di antaranya pesisir wilayah Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, dan Klungkung,” jelasnya.
Kata Wiryajaya, wilayah Bali bagian barat, tengah, selatan, dan timur juga berpotensi hujan ringan hingga sedang pada 5-7 Juli 2023. BMKG menyebut terdapat pola pertemuan angin (konsfluensi) di Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB. Hal tersebut mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Bali. *