Lulusan MBKM Lebih Cepat Mendapatkan Pekerjaan

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Plt Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam saat memberikan keterangan dalam media gathering Diktiristek, di Bogor, Jumat (14/7/2023) malam.

Bogor (Lokapalanews.com) – Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Plt Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam menyampaikan, sampai akhir tahun 2022, kegiatan Kampus Merdeka telah diikuti hampir 500 ribu mahasiswa, baik melalui program yang diselenggarakan oleh Kementerian maupun secara mandiri diselenggarakan oleh kampus.

“Di akhir 2022 itu sudah hampir 500 ribu mahasiswa yang keluar kampus. Waktu kita luncurkan di awal 2022 ketika itu banyak sekali kritik dari teman-teman di kampus dan keberatan untuk mengirim mahasiswa ke luar kampus. Alhamdulillah, pada 2022 kita sudah 480 ribuan mahasiswa kita keluar dari kampus,” kata Nizam di Bogor, Jumat (14/7/2023) malam.

Nizam menyebutkan, ini program MBKM tingkat nasional mulai dari MSIB, IISMA, Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Praktisi Mengajar, dan 251 ribuan itu yang program-program MBKM yang diselenggarakan kampusnya sendiri.

“Ini luar biasa sekali,  kampus-kampus kita  bersemangat untuk bertransformsi menjadi kampus masa depan,” tuturnya.

“Ketika kita sampaikan, ke UNESCO,  ke pertemuan-pertemuan  perguruan tinggi di Eropa,  pertemuan perguruan tinggi dunia,  semua negara mengapresiasi keberadaan Indonesia untuk  bertransformasi  dari pendidikan yang konfensional semua anak menempuh mata kuliah yang sama, dosen yang sama, guru yang sama,  masuk lab yang sama, menuju pembelajaran, dimana mahasiswa dapat menentukan,  merancang masa depannya sendiri,” ungkapnya.

“Mulai 3 semester  dari 8 semester  masa pendidikan di perguruan tinggi, ini contoh transformasi besar   yang merupakan inovasi,  terbesar di pendidikan tinggi sekarang  ini,”imbuhnya.

Dan yang menarik,  meskipun ini survey dan  masih terus kita validasi  dan kita perdalam  karena hasilnya itu terlalu indah untuk  menjadi kenyataan.  Jadi   perlu  diperdalam lagi,   karena dari hasil survei ini  memang tidak salah  itu mahasiswa yang mengikuti  MBKM lulus pada angkatan pertama dan kedua,  dibandingkan dengan yang tidak ikut MBKM  mendapatkan pekerjaan   masa tunggunya  jauh lebih pendek.

Rata-rata nasional lulusan perguruan tinggi membutuhkan waktu dengan rata-rata nasional masa  tunggu 4 bulan untuk mendapatkan pekerjaan, sedangkan lulusan MBKM membutuhkan waktu 0,3 hingga 2,8 bulan.

Sedangkan gaji  pertama  lulusan program MBKM juga lebih tinggi dibandingkan  mereka yang tidak mengikuti program pertukaran kampus merdeka ini.     Rata-rata nasional  adalah 0,72 x UMP, sedangkan lulusan MBKM mencapai 1,43 hingga 1,88 x UMP.

“Kita terus mendorong MBKM ini,  karena ini memang suatu upaya kita  untuk mengakselerasi  sarjana-sarjana yang unggul dari perguran tinggi kita,” ungkapnya. *