Menteri PPPA Dukung Peningkatan Pemberdayaan Perempuan di Sektor Pariwisata

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga saat hadir dalam Sanur Village Festival.

Jakarta (Lokapalanews.com) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan, sektor pariwisata erat kaitannya dengan pemberdayaan dan peningkatan ekonomi perempuan melalui UMKM. Untuk itu, ia mendukung peningkatan pemberdayaan perempuan di sektor pariwisata, khususnya ekonomi perempuan dan UMKM di Bali.

Sebagai penggerak utama dalam pembangunan perekonomian Bali, pembangunan sektor pariwisata diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi yang mendasar, khususnya dalam memperluas kesempatan kerja, memeratakan pendapatan masyarakat, serta mempercepat pemberdayaan ekonomi perempuan.

“Kita patut berbangga, Sanur Village Festival sudah 16 kali dilaksanakan. Hal ini menunjukkan kegiatan ini mampu mendulang sukses, baik dari segi nilai perputaran ekonominya maupun kemampuan menggalang dukungan dan partisipasi luas masyarakat. Festival ini juga menegaskan corak khas ekonomi Indonesia, yang diwarnai oleh partisipasi meluas ekonomi rakyat menengah dan kecil, laki-laki dan perempuan, bersifat gotong royong dan khususnya di Bali, sangat erat dengan dimensi seni dan budaya,” ujar Menteri PPPA, Kamis (20/7).

Menteri PPPA mengatakan, data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mencatat, dari total UMKM Indonesia yang berjumlah 65,5 juta, sebanyak 64 jutanya adalah usaha mikro, di mana lebih dari setengahnya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Artinya, ini tidak lepas dari peran para perempuan di Indonesia, yang telah memiliki dan mengelola setengah dari 64 juta usaha mikro di Indonesia tersebut termasuk juga di Bali.

“Peningkatan pemberdayaan ekonomi perempuan ini merupakan salah satu dari lima arahan prioritas Presiden Jokowi kepada KemenPPPA. Tentunya, pemberdayaan ekonomi perempuan diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi saat ini. Harapannya jika perempuan sudah berdaya secara ekonomi maka dapat mengatasi permasalahan lain yang dihadapinya. Oleh karena itu, kehadiran kami dalam pembukaan Sanur Village Festival dalam rangka mendukung upaya peningkatan pariwisata sekaligus pemberdayaan ekonomi perempuan dan UMKM di Bali,” ujarnya.

Sanur Village Festival turut menyumbang peningkatan dalam hal partisipasi, keterlibatan, dan pemberdayaan kewirausahaan perempuan khususnya paska pandemi. Menteri PPPA menyatakan melalui festival ini, masyarakat dapat belajar menghargai keindahan laut, kekayaan alamnya, serta mengambil inspirasi dari nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Festival ini menjadi ajang perayaan kebudayaan, pariwisata, peran anak muda, pemberdayaan perempuan, dan ekonomi kreatif.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana (Cok Ace) mengatakan bahwa pariwisata Bali masih belum sepenuhnya pulih pasca pandemi. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali terus berupaya bangkit dari pandemi dan menargetkan kembali pertumbuhan pariwisata Bali.

“Berbagai upaya terus kami lakukan untuk menjaring wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Bali, salah satunya melalui event-event budaya seperti Sanur Village Festival ini. Pemulihan sektor pariwisata di Bali, juga didukung oleh bertambahnya rute penerbangan internasional untuk menarik wisatawan berlibur ke Bali,” ujarnya.

Cok Ace juga menyampaikan apresiasi atas konsitensi pelaksanaan Sanur Village Festival ke-16 yang tahun ini mengangkat tema Amrta Sagara. Tema tersebut juga sejalan dengan visi pemerintah Provinsi Bali untuk tetap memuliakan lautan sebagai sumber kehidupan.

“Sanur Village Festival ini juga menjadi momentum bagi Sanur untuk dapat bangkit lebih cepat lagi, melalui pembangunan mulai dari pariwisata, kesehatan dan perekonomian. Semoga melalui festival ini dapat mengembangkan pariwisata Sanur dan mengatasi berbagai permasalahan yang ada di Sanur,” imbuhnya.

Ketua Umum Yayasan Pengembangan Sanur, Ida Bagus Gede Sidharta Putra menjelaskan bahwa Amrta Sagara memiliki arti Laut sebagai Sumber Kehidupan. “Kami berharap tema tahun ini membawa spirit yang positif bagi perkembangan Bali secara umum dan Sanur secara khusus, karena Sanur Festival selain menampilkan potensi seni budaya, juga mengajak para UMKM maupun pendukung pariwisata lokal Sanur untuk bergerak maju,” ujarnya.

Desa Sanur dikenal sebagai tonggak dan cikal bakal pariwisata Bali yang dikenal sebagai suasana paginya sorga atau morning in paradise. Masyarakat pesisir Sanur yang dahulunya memiliki pola pikir nelayan dan petani, kini mulai menengok pariwisata sebagai mata pencaharian baru. Hasil dari perubahan pola pikir dan profesi tersebut mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Sanur. *