Jakarta (Lokapalanews.com) – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menggelar workshop terkait penerapan ESG (Environmental, Social & Governance) di industri asuransi jiwa. Pelaksanaan workshop ini mengambil tema “Menerapkan Prinsip ESG untuk Meningkatkan Tanggung Jawab dan Keberlanjutan Bisnis”.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menyampaikan penerapan ESG merupakan suatu keniscayaan yang akan semakin diperkuat penerapannya secara global. Industri keuangan khususnya asuransi diharapkan membangun kesadaran dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG agar mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
“Penerapan ESG di industri asuransi jiwa sebagai bentuk tanggung jawab dan keberlanjutan bisnis sudah saatnya ditempatkan pada posisi yang serius. Salah satu contoh yang paling mudah dirasakan oleh industri asuransi jiwa adalah meningkatnya tren klaim asuransi kesehatan terkait dengan penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA). Sebagian besar hal tersebut tentunya kita pahami disebabkan oleh buruknya kualitas udara. Industri ini harus segera mengambil tindakan untuk memitigasi tantangan ke depan,” ujar Budi di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Budi menambahkan, secara lebih luas tuntutan regulator, investor dan juga nasabah turut menjadi alasan kuat bagi industri asuransi untuk mulai menerapkan ESG di perusahaan.Di luar negeri, kepemilikan sertifikat green (ramah lingkungan) sudah mulai menjadi persyaratan dalam permohonan perlindungan asuransi kerugian. Hal tersebut mengindikasikan adanya kemungkinan perusahaan reasuransi luar negeri akan menerapkan hal yang sama untuk perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia.
“Kami mengajak kepada seluruh Perusahaan anggota AAJI untuk mulai menyimpulkan dan menciptakan tindakan-tindakan kecil yang positif yang sedikit banyak menggambarkan industri asuransi jiwa. Banyak hal yang dapat dilakukan industri dengan bersama-sama berkomitmen untuk peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap sosial dan memperkuat tata kelola,” tutur Budi, dilansir dari InfoPublik.id.
Pada kegiatan tersebut, AAJI mengundang narasumber dari berbagai industri yang telah banyak menerapkan ESG di perusahaannya. Hadir dalam acara tersebut ; Fahmi Hamim Dereinda selaku VP Health, Safety, Security & Environment PT Pertamina Power Indonesia, Dwi Suci Cahyaningrum selaku Senior Executive Corporate Communication Paragon dan Nora Siagian selaku Presiden Direktur (Country Manager) Pfizer Indonesia.
Fahmi Hamim Dereinda dalam paparannya menyampaikan bahwa pada 10 tahun yang lalu isu climate change hanya menjadi pembicaraan dan belum menjadi perhatian. Namun sekarang, hal tersebut menjadi fokus utama salah satunya karena dorongan dari investor.“Mungkin 10 tahun yang lalu, isu climate change belum mendapat banyak perhatian. Namun terkait dengan sustainability kehidupan, kami merasa penting untuk concern terhadap isu tersebut. Apabila manusianya tidak bisa beraktivitas dengan baik maka akan berpengaruh juga ke dalam perkembangan bisnis,” jelas Fahmi. *