UNESCO Dukung Penerapan Tata Kelola AI di Indonesia

Wamenkominfo Nezar Patria (kanan) meluncurkan Indonesia’s Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology (RAM AI) di Jakarta (Humas Kominfo).

Jakarta (Lokapalanews.com) – Penerapan tata kelola dan etika pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) global dalam Readiness Assessment Methodology (RAM) AI di Indonesia didukung Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

“Kami mengapresiasi dukungan UNESCO dan seluruh pemangku kepentingan terhadap penerapan RAM (Readiness Assessment Methodology) AI di Indonesia. Kami bertujuan untuk mengembangkan kerangka tata kelola AI yang komprehensif yang dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan AI global,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Peluncuran Indonesia’s RAM AI di Jakarta, Senin (27/5).

Menurut Nezar Patria peluncuran RAM AI menjadi momentum menghadirkan tata kelola AI yang komprehensif. Sebab, banyak negara di dunia berupaya menyusun kebijakan mengenai teknologi AI untuk tingkat multilateral, regional, dan nasional.

Bahkan, sejak 2017, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melakukan kajian mengenai potensi risiko dan peluang pemanfaatan teknologi AI.

“Mulai dari pembentukan Satuan Tugas Komite Tingkat Tinggi Manajemen AI hingga yang terbaru Badan Penasihat Tingkat Tinggi AI Sekretaris Jenderal PBB. Semuanya memainkan peran penting dalam upaya kami untuk memajukan Tata Kelola Global AI,” jelasnya, dikutip dari siaran pers.

Nezar Petria mengatakan, salah satu deklarasi multilateral terbaru terkait tata Kelola AI berupa Resolusi Majelis Umum PBB tentang Memanfaatkan Peluang Sistem AI yang Aman, Terjamin, dan Dapat Dipercaya untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Kemajuan tersebut dinilai membuktikan bahwa komunitas global memandang perlunya berkolaborasi dalam mengoptimalkan penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari.

“Hal ini juga tercermin dalam konsensus sebelumnya seperti Prinsip Penggunaan Kecerdasan Buatan yang Etis dalam Sistem PBB dan Prinsip AI OECD dari UNESCO,” kata Wamenkominfo.

Ia berharap peluncuran RAM AI dapat menghasilkan rekomendasi sebagai rujukan untuk pengembangan teknologi AI di Indonesia.

“Saya berharap proses ini akan selesai dengan sempurna pada bulan September tahun ini, dan temuan-temuan yang diperoleh dapat memajukan pengembangan AI yang inklusif. Bersama-sama, kita menciptakan lingkungan AI yang lebih produktif untuk mewujudkan Indonesia yang lebih digital dan sejahtera,” pungkas Nezar Patria.

Peluncuran RAM AI dihadiri Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Gita Sabharwal, Direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO di Jakarta, dan Perwakilan UNESCO untuk Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Timor Leste Maki Katsuno-Hayashikawa, Ketua Eksekutif Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodidjah, dan Ketua Umum Kolaborasi Riset & Inovasi Industri Kecerdasan Arficial (KORIKA) Hammam Riza.

Dalam acara itu, Wamenkominfo Nezar Patria didampingi Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Kominfo Hary Budiarto dan Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Sekretariat Jenderal Kementerian Kominfo Ichwan Makmur Nasution. *101