Ragam  

Aman Dikonsumsi, Mie Sagu Tembus Pasar Ekspor

Founder Mie Sehat Cempaka, Dyah Puspita, saat Bazar UMKM yang digelar Kementerian BUMN di Living World Denpasar, memaparkan tentang Mie Sagu, Kamis (27/6).

Denpasar (Lokapalanews.com) – Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan sehat terus meningkat. Hal ini berdampak pada perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi helty food berkembang pesat. Salah satu UMKM yang memproduksi kuliner sehat yang berbasis pada kearifan lokal yang saat ini banyak diburu adalah Mie Sehat Cempaka.

Mie Sehat Cempaka, memproduksi mie berbahan dasar sagu yang jauh lebih sehat ketimbang mie dari tepung terigu. Dengan kadar gula yang lebih rendah dan gluten free, membuat banyak orang lebih memilih mengkonsumsi mie sagu.

Founder Mie Sehat Cempaka, Dyah Puspita, ditemui di sela-sela Bazar UMKM yang digelar Kementerian BUMN di Living World Denpasar, Kamis 27 Juni 2024, menuturkan Mie Sehat Cempaka pertama kali dibuat pada 2020. “Waktu itu pandemi Covid-19, kita kesulitan memperoleh tepung terigu, karena di Maluku banyak sagu akhirnya saya membuat Mie Sagu. Setelah pandemi berakhir, semua orang berburu makanan sehat, jadilah Mie Sagu naik kelas,” tutur Dyah.

Ia menuturkan, proses pembuatan Mie Sagu Sehat Cempaka, yang dijaga kualitas nutrisinya dengan menggunakan bahan berkualitas dan tidak menggunakan bahan pengawet. “Kami menggunakan sagu 100% dari Maluku, jadi ini sangat sehat. Bahannya alami karena kami memproses sagunya ini original masih pakai petani sagu dengan prosesnya dipukul, bukan dimasukin mesin makanya saripati dia itu saripati pertama,” tuturnya.

Dengan proses secara tradisional tersbeut dikatakan Sagu yang dihasilkan kualitasnya bagus sekali dan merupakan sagu yang terbaik . maka dari itu mie yang dihasilkan pun berbeda, mie menjadi lebih lembut.

“Ketika dimakan rasanya smooth gitu, tanpa obat, tanpa pengawet sehingga dari segi kesehatan lebih baik apalagi dia lebih gluten free jadi aman dikonsumsi. Mie ini cocok untuk masyarakati Bali, termasuk untuk mereka yang mengkonsumsi makanan vegetarian,” kata wanita kelahiran Jakarta ini.

Mie Sagu Sehat Cempaka memiliki 3 varian rasa yaitu original, rasa cakalan dan ayam rempah. “Kebetulan kita di Maluku dan kebetulan kenapa rempah karena di Maluku ada banyak ikan cakalan, jadi kita gunakan sebagai toping dari mie sagu ini. Selain itu Maluku juga kaya akan rempah-rempah, sehingga kami padankan dengan ayam sehingga menjadi inovasi kami yang mengangkat kearifan lokal daerah Maluku,” katanya.

Untuk menikmati semangkuk mie sagu ini tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena mie sagu original dibandrol Rp 35 ribu saja sudah mendapatkan dua pcs, sedangkan untuk rasa cakalan dengan harga yang sama mendapat satu porsi mie sudah lengkap dengan toping cakalan. Untuk mie kering daya tahan sudah lolos BPOM selama 1 tahun sedangkan frozen mie tahun selama 3 bulan.

Pemasaran Mie Sagu sudah masuk Jakarta, Bandung, Bogor bahkan sudah ekspor ke Australia dan Amerika. “Ke depan kami targetkan bisa tembus ke pasar Timur Tengah dan Afrika. Kenapa Afrika? Karena di Afrika itu kan masyarakatnya butuh makanan, makanan di sana terbatas. Kita bisa kasih solusi kita bisa kirimin mie sagu ke Afrika,” katanya sembari menawarkan kepada masyarakat Bali yang berminat mengkonsumsi Mie Sagu dapat follow instagram kita miesehatcempaka, dari situ bisa melakukan pemesanan atau mungkin masyarakat Bali yang mau jadi distributor mie sagu pihaknya terbuka.

Dengan makin banyaknya peminat Mie Sagu, Dyah mengaku per bulan bisa meraup omzet Rp 50 juta, kecuali ada pameran bisa sampai Rp 80 juta.

Selain memproduksi mie, ia juga memproduksi cookies atau snack sagu, ada yang pakai bawang putih ada pakai jinjer kenari sama coconut. “Kita juga punya minuman khas di Kota Ambon yaitu buah Gandaria dengan cita rasa yang khas,” katanya. *102