Ragam  

Pentingnya Pendidikan untuk Anak Spesial Autis

Putu Puspawati dari Yayasan Sehati Bali yang beralamat di Jalan Ken Arok, Peguyangan Denpasar Utara saat berbaur bersama dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Denpasar (Lokapalanews.com) – Anak-anak spesial autis tetap harus mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini dikarenakan, dengan pendidikan itulah yang membuat mereka dapat berperilaku layaknya anak-anak normal lainnya.

Putu Puspawati dari Yayasan Sehati Bali, Sabtu (13/7) mengungkapkan, anak spesial autis akhir-akhir ini kini banyak terjadi di lingkungan masyarakat. Namun, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum terlalu paham dan tidak terlalu peduli dengan gangguan autisme yang ada di sekitarnya. Masyarakat menganggap dan memperlakukan mereka sama seperti anak normal lainnya.

“Kebanyakan masyakat menganggap anak spesial autis itu adalah anak yang sakit dan tidak bisa disembuhkan, padahal mereka tidak sakit hanya mengalami kelainan sensorik, perilaku dan fokus mereka bisa berubah lewat terapi yang berproses,” kata pemilik yayasan yang khusus menangani anak-anak berkebutuhan khusus yang beralamat di Jalan Ken Arok, Peguyangan Denpasar Utara ini.

Ibu dengan dua orang anak ini merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus ini. Terlebih, sang suami I Ketut Kulaada serta keluarga besarnya mendukung penuh kegiatannya tersebut sehingga yayasannya tetap berkembang sampai saat ini.

Jiwanya terketuk begitu melihat banyak anak-anak berkebutuhan khusus ini yang tentu saja memerlukan uluran tangan dari orang orang baik. Berbekal rasa cinta dan jengah terhadap kehidupan, Bunda Putu dibantu rekannya Bunda Sri mencurahkan kemampuan untuk membantu anak-anak dengan gangguan autisme ini.

Yayasan Sehati yang didirikan sebagai tempat kelompok belajar untuk anak-anak ini dirancang layaknya rumah sendiri. Bahkan, bagi orangtua yang kesulitan ekonomi, Yayasan Sehati dengan tangan terbuka siap membantu anak-anak tersebut tanpa dipungut bayaran.

Perjuangan Bunda Putu dalam mengelola yayasan tersebut tidaklah mudah. Banyak kerikil tajam yang menghantam, terlebih saat Covid-19 melanda, donatur berkurang. Namun, berkat kegigihannya, ia tetap bertahan dan hingga kini orang-orang baik terus berdatangan untuk mengulurkan bantuan.

“Orang-orang baik adalah sebutan kami untuk mereka para donatur. Berkat bantuan orang-orang baik, yayasan kami dapat bertahan dan berkembang hingga saat ini” ujar Bunda Putu.

Sejak 2015 anak-anak sudah beraktivitas, baik terapi individu ataupun ikut kelas. Untuk anak kelas pagi datang pukul 08.00 s/d 12.15 Wita, dan penjemputan dilakukan oleh orangtua atau kerabat yang dikenal pengajar.

Beberapa aktivitas yang mereka lakukan setelah mereka sampai di yayasan di antaranya belajar agama menurut agama masing-masing, olahraga/senam 30 menit dan sebagai dasar transisi mandiri anak-anak akan berbaris dan masuk kelas masing masing.

Sementara saat waktu istirahat/bina diri anak-anak akan belajar makan, cuci piring, cuci muka, gosok gigi, mengantung handuk, menyisir rambut, dan lainnya. Sekali dalam seminggu ada cooking class dan belajar bina diri lainnya atau bersosialisasi dengan lingkungan dengan mengajak mereka ke beberapa tempat rekreasi. *par