Daerah  

Rekonstruksi Keben Bambu dari Tembuku

Sang Made Demiarta merekonstruksi keben bambu yang mengalami kerusakan menjadi keben yang cantik kembali.

Bangli (Lokapalanews.com) – Keben atau sokasi adalah sebuah wadah yang digunakan untuk menempatkan buah atau sarana pelengkap persembahyangan lainnya. Rata-rata keluarga krama Hindu di Bali mempunyai keben. Saat sembahyang ke pura, rasanya sangat elegan melengkapinya dengan keben yang trendi atau mengikuti tren kekinian. Demikian besarnya potensi pasar keben sehingga para perajin pun dituntut berkreativitas untuk melahirkan kreasi keben yang menarik.

Keben tidak hanya terbuat dari bambu, namun kini juga dibuat dari plastik atau berbahan dasar fiber dengan menampilkan motif dan bentuk yang beraneka ragam.

Namun, bagaimanakah jika keben atau sokasi rusak? Jangan khawatir ada Sang Made Demiarta atau yang sekarang dikenal dengan Sang Mangku Prajapati, dari Desa Tegal Asah. Tembuku Bangli, yang merekonstruksi keben bambu yang mengalami kerusakan menjadi keben yang cantik kembali.

Berawal dari banyaknya keben berbahan dasar bambu yang dipakai sang istri, mengalami kerusakan, dan harus menggantinya dengan yang baru, sementara kerusakan hanya pada bagian bagian tertentu saja. Hal inilah yang membuat Sang Mangku mencoba memperbaikinya dengan menambal kerusakan tersebut dengan kertas dan lem tembak.

Percobaan pertama ini membuatnya tertarik dan melakukan uji coba kembali. Setelah berkali-kali melakukan percobaan dan akhirnya menemukan kertas dari bekas bungkus semen dan menggunakan lem tembak dapat dipakai bahan kuat untuk menembel keben yang rusak. Selanjutnya setelah ditambal, maka keben dilakukan proses memberi cat dasar atau biasa disebut dengan pemulasan dan pengecatan, sehingga hasilnya akan kembali dapat digunakan.

Saat ini banyak order berdatangan untuk merekonstruksi keben, tidak hanya dari desa setempat namun juga dari wilayah lainnya. Bahkan ia pun kini menerima rekonstruksi total pada keben mulai dari perbaikan, atau mengganti motif keben dengan motif lainnya.

Meningkatnya pesanan mendatangkan rejeki pada krama lainnya “Tidak menentu, kalau setiap hari ada saja keben yang masuk dan minta segera diperbaiki. Kalau ada order banyak, dibagikan kepada semeton di desa, biar bagi-bagi rejeki,” ungkap istri dari Sang Ayu Nyoman Widani ini.

Hingga saat ini rekonstruksi keben oleh dikenal masyarakat, meski demikian ia tak dapat mematok harga. “Rata rata rekontruksi satu keben bervariasi tergantung tingkat kerusakan yang dialami,” katanya. *par