Denpasar (Lokapalanews.com) – Wanita Bali jangan dipandang sebelah mata. Mereka sangat kuat dan tangguh. Bahkan, wanita Bali sangat menginspirasi. Mereka bisa mengatur waktu dalam setiap kegiatannya. Antara bekerja dan menyama braya.
Wanita Bali juga tak kenal menyerah. Mereka akan berjuang untuk kehidupan yang layak.
Seperti pantauan Lokapalanews.com, sejak para wanita pekerja proyek pengecoran tiba di sebuah rumah. Pekerjaan yang dilakoni adalah dengan sistem borongan. Setelah persiapan dilakukan, maka tibalah pengecoran dilakukan. Mesin dikendalikan oleh para pria, sedangkan wanita bertugas untuk di areal pasir dan koral. Mereka terlihat sedang memindahkan koral dan pasir ke dalam sebuah wadah. Dan setelah terisi penuh, maka wanita lainnya akan membantu meletakkan wadah di kepala salah satu wanita. Kerjasama yang sangat apik. Kalau pun berhenti hanyalah untuk minum saja. Berat? Ehmm, mereka jawab dengan tertawa.
Akhir pekerjaaan pengecoran usai dilakukan. Menurut salah salah seorang pekerja, Gusti Ayu Suciani mereka adalah pekerja dari Abiansemal, Badung. Suciani sudah 3 tahun bekerja seperti ini, karena tidak ada pilihan lain yang bisa dilakukan. Untuk bekerja sebagai tenaga borongan proyek dirinya harus pintar mengatur waktu antara bekerja, keluarga dan menyama braya.
“Usai dari proyek baru, tiang bisa mengerjakan pekerjaan di rumah, bahkan kalau ada upacara tiang harus libur,” katanya.
Lain halnya dengan Nyoman Mariani, ibu tiga orang anak ini, selalu tersenyum. Tak ada guratan kesedihan yang terlihat. Ia selalu menyapa dengan gembira. Suaminya telah meninggal akibat sakit, dan Nyoman Mariani harus membesarkan tiga orang anaknya. Demi hidup dan kehidupan, Mariani berjuang dan jualan rujak, tipat cantok, es campur, es kolak dan aneka minumnya, di warung yang diberi label warung 3G.
“Astungkara ada saja yang beli, ada teman teman semasa sekolah, saudara dan warga sekitarnya. Harganya terjangkau, dikit-dikit yang penting lancar tiap hari dan bisa untuk anak sekolah,” katanya.
Sebagai orangtua tunggal, Mariani akan menutup warungnya jika harus mengantarkan anaknya les atau sekolah.
Nyoman Mariani dan Gusti Ayu Suciani adalah cerminan begitu kerasnya kehidupan. Spirit terbesar dalam hidup adalah berjuang, jangan pernah menyerah, akan ada jalan keluar dari setiap permasalahan hidup.
Dan selalulah untuk berdoa dalam setiap langkah. Semangat! *par