Tengkulak dalam Rantai Pasok Pertanian

Oleh Ni Luh Putu Erma Mertaningrum, S.P., M.Agb.

Rantai pasok pertanian adalah sistem kompleks yang melibatkan berbagai tahapan mulai dari produksi, pengolahan, distribusi, hingga pemasaran produk pertanian. Di dalamnya terdapat banyak pelaku, termasuk petani, tengkulak, pedagang, pengecer, dan konsumen akhir. Meskipun memainkan peran penting dalam perekonomian, rantai pasok pertanian menghadapi berbagai tantangan. Di sisi lain, terdapat pula peluang yang bisa dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan para pelakunya. Dalam rantai pasok pertanian, hubungan antara tengkulak dan petani memainkan peran penting. Tengkulak, atau perantara, sering kali menjadi penghubung utama antara petani kecil dan pasar. Meskipun peran mereka krusial dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi petani, hubungan ini juga sering kali dipandang sebagai salah satu sumber ketidakadilan dan ketidakstabilan ekonomi bagi petani.

Tengkulak berfungsi sebagai perantara yang membeli hasil panen dari petani dan menjualnya ke pasar yang lebih besar atau langsung ke konsumen akhir. Dalam banyak kasus, tengkulak menyediakan akses yang sangat diperlukan oleh petani untuk mencapai pasar, terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil. Selain itu, tengkulak sering menyediakan kredit atau pinjaman kepada petani, membantu mereka mengatasi kesulitan keuangan sebelum masa panen. Namun, hubungan ini tidak selalu menguntungkan bagi petani. Ketika petani bergantung pada pinjaman dari tengkulak, mereka sering kali terjebak dalam siklus utang yang sulit diputuskan. Tengkulak dapat menggunakan ketergantungan ini untuk menekan harga beli hasil panen. Penentuan harga beli yang rendah, yang tidak sebanding dengan biaya produksi dan kerja keras yang dikeluarkan oleh petani sehingga menyebabkan pendapatan yang minim bagi petani. Seringkali penentuan harga yang tidak jelas ini,lebih menguntungkan tengkulak, dan merugikan petani.

Berbagai kerugian yang dirasakan petani dalam hubungannya dengan tengkulak, dapat dikurangi dengan cara membentuk koperasi tani, petani dapat mengumpulkan sumber daya mereka untuk meningkatkan daya tawar dan mengurangi ketergantungan pada tengkulak. Koperasi juga dapat membantu petani mengakses pasar yang lebih luas dengan harga yang lebih baik. Petani perlu meningkatkan kemampuan mereka dalam memperoleh akses informasi tentang harga pasar, praktik pertanian yang lebih baik, dan alternatif pembiayaan sehingga dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan posisi tawar. Selain itu perlu pula dibangun kemitraan yang lebih transparan dan adil antara petani dan tengkulak agar dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Kontrak yang jelas dan harga yang wajar dapat menjadi dasar untuk hubungan yang lebih stabil dan menguntungkan kedua belah pihak.

Hubungan antara tengkulak dan petani adalah komponen penting dari rantai pasok pertanian yang kompleks. Dengan memahami tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang untuk perbaikan, kita dapat bekerja menuju hubungan yang lebih seimbang dan adil. Melalui inisiatif bersama dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan di mana petani dapat memperoleh hasil yang layak dari kerja keras mereka, sambil tetap mempertahankan peran penting tengkulak dalam menghubungkan petani dengan pasar. *