Merancang “Business Modeling” dalam Usaha Agribisnis

Oleh Ni Luh Putu Erma Mertaningrum, S.P., M.Agb.

Bisnis modeling adalah proses pembuatan representasi atau model dari aspek-aspek penting dalam bisnis untuk membantu dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Dalam prosesnya, terdapat upaya untuk mendesain kerangka kerja yang menggambarkan bagaimana sebuah bisnis akan menghasilkan nilai, beroperasi, dan menghasilkan keuntungan. Model bisnis yang baik akan membantu para pelaku agribisnis memahami bagaimana mereka dapat menciptakan, mengirimkan, dan menangkap nilai.

Melalui penentuan model bisnis, suatu usaha dapat merencanakan langkah-langkah strategis dalam mencapai tujuan bisnisnya. Pelaku usaha dapat mengindentifikasi dan mengevaluasi peluang serta risiko yang ada. Terencananya Langkah-langkah strategis tentu akan menjadi dasar yang kuat sebelum melakukan pengambilan keputusan. Tentunya keputusan-keputusan yang diambil telah mempertimbangkan apa yang menjadi prioritas dan dengan memperhatikan sumberdaya yang dimiliki. Pelaku usaha harus memahami bisnis yang sedang dijalankan, seperti mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik secara internal maupun eksternal, sehingga akan lebih cepat dan tepat upaya-upaya yang dapat dilakukan terlebih lagi dalam menanggulani kelemahan yang dimiliki.

Pada bisnis modeling terdapat sembilan langkah atau tahapan yang perlu dilakukan, yaitu (1) Analisis pasar atau segmentasi pasar, yaitu upaya dalam melakukan identifikasi terhadap target pasar dan segmentasi pelanggan utnuk mengetahui kebutuhan mereka; (2) Value proposition (proporsi nilai). Ketika suatu usaha telah menentukan siapa target pasarnya, maka mereka harus menentukan manfaat apa yang dapat ditawarkan dan menjadi suatu keunikan produk sehingga dapat menarik minat pelanggan. (3) Sumber daya kunci, yang merupakan sumber daya apa saja yang diperlukan untuk dapat memenuhi proporsi nilai yang telah ditentukan; (4) Aktivitas kunci, yaitu kegiatan utama apa saja yang harus dilakukan utnuk dapat menciptakan dan menyampaikan proporsi nilai kepada konsumen, baik itu pada proses produksi, pemasaran, distribusi, dan pelayanan pelanggan; (5) Mitra kunci, yang merupakan mitra-mitra apa saja yang diperlukan pada usaha yang dijalankan. Hal ini penting untuk ditetapkan sebagai upaya menjaga kualitas produk. (6) Saluran distribusi, yang merupakan tahapan dalam menentukan bagaimana produk dapat dijangkau oleh pelanggan; (7) Struktur biaya, sebagai strategi dalam mengelola dan mengontrol biaya apa saja yang telah digunakan dalam menjalankan usaha hingga produk tersebut dapat terdistribusi; (8) Sumber pendapatan, pengindentifikasian sumber pendapatan, merupakan penentuan model penetapan harga yang sesuai serta pengidentifikasian sumber pendapatan, seperti penjualan yang dilakukan oleh reseller dan penjualan secara langsung, dan (9) Evaluasi yaitu monitoring serta evaluasi model bisnis secara berkala.

Bisnis modeling sangat penting dalam usaha agribisnis karena sektor ini memiliki karakteristik unik dan tantangan spesifik yang memerlukan perencanaan dan strategi yang matang. Dalam konteks agribisnis, permodelan bisnis mencakup berbagai aspek seperti produksi, pemasaran, distribusi, dan manajemen risiko. Agribisnis adalah sektor yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan keuntungan dan berkontribusi pada ketahanan pangan. Namun, untuk mencapai keberhasilan, penting bagi para pelaku agribisnis untuk memiliki model bisnis yang jelas dan efektif. Penerapan model bisnis akan membantu dalam mengidentifikasi, mengelola risiko, serta merencanakan langkah-lagkah mitigasi dan kontingensi untuk menghadapi situasi tidak terduga, karena usaha agribisnis sering kali terpengaruh oleh faktor eksternal seperti cuaca, perubahan iklim, hama, dan penyakit tanaman atau hewan. Pelaku usaha merencanakan dan mengelola rantai pasokan dari hulu ke hilir, termasuk produksi, penyimpanan, distribusi, dan pemasaran, sehingga produk agribisnis dapat sampai ke pasar tepat waktu dan dalam kondisi terbaik. Selain itu, permodelan bisnis pada usaha agribisnis dapat membantu dalam merencanakan praktik-praktik agribisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta perencanaan untuk tanggung jawab sosial perusahaan dan hubungan dengan komunitas lokal. Dengan demikian, penerapan bisnis modeling pada usaha agribisnis dapat membantu pelaku agribisnis untuk merancang strategi yang komprehensif dan terukur dalam mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang di sektor ini. *