Kepala BNN RI Komjen Pol. Marthinus Hukom pun mengajak seluruh pihak untuk bersama- sama mencegah masuknya narkotika ke Indonesia.
“Strategi kami adalah bagaimana menutup akses para penjahat- penjahat yang mencoba memasukkan narkoba ke Indonesia lewat pintu- pintu tradisional ataupun pintu resmi terutama yang berbatasan dengan Malaysia, sebagai jembatan untuk masuk ke Indonesia dari pusat produksinya di Myanmar,” kata Marthinus Hukom saat konferensi pers pengungkapan narkotika jenis sabu di Bengkalis, Provinsi Riau yang ditayangkan secara virtual, Senin (7/10).
Dilansir InfoPublik, Marthinus Hukom menyatakan bahwa Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba. Penyalahgunaan narkoba dapat merusak sendi-sendi kehidupan dan menghambat perkembangan negara.
Oleh karena itu, tegas dia, upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba terus ditingkatkan untuk melindungi masyarakat dan masa depan Indonesia.
Ia mengungkapkan prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia memapar 3,3 juta jiwa atau 1,73 persen dari total jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023
Menurut dia, narkoba bukan hanya menjadi ancaman kemanusian, melainkan menjadi ancaman ekonomi, sehingga perlu menjadi perhatian serius. Hal ini dikarenakan total nilai perputaran uang terkait transaksi narkotika di Indonesia bisa mencapai ratusan triliun.
“Kita ketahui peredaran uang di Indonesia dari hasil analisa kita bersama peredaran uang di Indonesia karena membelanjakan kepada hal yang sia-sia yaitu narkoba lebih dari Rp 500 triliun,” katanya. *yas