Sebut saja, Tia Noviani, alumnus Kartu Prakerja dari Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Sejak mengikuti pelatihan keterampilan tambahan dari program Kartu Prakerja, tanggung jawabnya sebagai ASN di Dinas Kesehatan Yakuhimo sangatlah terbantu. Dari bantuan yang disediakan program tersebut, Tia mengambil pelatihan online MS Office. Aplilkasi itu memudahkan dirinya membuat perencanaan program di puskesmas setempat.
Ada juga kisah dari Sudirta Lasabuda, seorang wirausaha asal Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Semula dia ragu Kartu Prakerja bisa membantu kelangsungan hidupnya. Sebelum mendaftar Kartu Prakerja, setiap harinya ia mengelola toko kelontong di desanya. Ketika mencoba mendaftar pada Maret 2021, dia sempat gagal di gelombang pertama.
Barulah kemudian di gelombang dua, Sudirta mendapatkan insentif Rp600 ribu yang diberikan selama empat bulan. Selanjutnya ada pula tambahan bantuan Rp1 juta untuk pelatihan meningkatkan keterampilan (upskilling) secara online.
Pada kesempatan itu, Sudirta memilih pelatihan jurnalistik dan produksi kreatif. Tak dinyana, bekal ilmu tersebut mampu ia kembangkan dengan mendirikan media online bersama kawan-kawannya. Dari situ, Sudirta mampu menambah lapangan kerja lewat jejaring media dan membagikan keterampilan tersebut ke masyarakat lokal.
Dua penerima manfaat Kartu Prakerja hanyalah bagian kecil dari jutaan peserta Prakerja. Program Kartu Prakerja dibuat sebagai program beasiswa pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kewirausahaan. Program itu ditujukan bukan hanya untuk pencari kerja, melainkan bagi mereka yang sudah bekerja.
Pekerja, pelaku usaha mikro dan kecil, maupun masyarakat umum yang ingin meningkatkan keterampilan/kecakapan (skill) atau kompetensi bisa mendaftar program itu. Para pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) juga dapat memanfaatkan program Kartu Prakerja untuk mempersiapkan diri kembali ke bursa kerja.
Program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan. Gelombang pertama Kartu Prakerja diluncurkan pada 11 April 2020 atau satu hari setelah berlakunya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pandemi Covid-19.
Dalam kondisi tersebut, 168.000 orang berhasil menyelesaikan program dan menerima manfaat Prakerja. Kini, lebih dari 18,9 juta orang di 514 kabupaten/kota telah menjadi penerima manfaat Kartu Prakerja. Dan jumlahnya pun terus bertambah karena program Prakerja masih berjalan.
Merayakan perjalanannya, Prakerja menggelar acara bertemakan “Merayakan Prakerja, Merayakan #JadiBisa” pada 3 Oktober 2024. Acara ini dihadiri tak kurang dari 151 orang alumnus skema normal dan semibansos dari seluruh provinsi di Indonesia. “Merayakan Prakerja, Merayakan #JadiBisa” merupakan ungkapan kebanggaan Prakerja yang merayakan perjalanan dan transformasi alumni Prakerja, berkat pelatihan dan pengembangan keterampilan dari Prakerja.
Tidak hanya menjadi momentum bagi para alumni untuk berbagi kisah inspiratif, kegiatan ini juga menjadi sebuah wadah dialog langsung dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian RI sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja Airlangga Hartarto. Menko Airlangga, mengapresiasi Prakerja sebagai program yang strategis dan mampu menyediakan pelatihan sesuai kebutuhan.
“Kita memang akan mempunyai bonus demografi dengan hampir 90 juta orang di kelas menengah. Tentu salah satu tantangan ke depan adalah the future of work, berubahnya demand, dan pasar kerja. Sehingga anak muda harus punya fleksibilitas untuk menata karier baru, job switching, dan pekerjaan yang akan ada di depan. Hal ini membutuhkan informasi yang ada dari Prakerja, on-demand job dan on-demand requirement sangat diperlukan, dan Prakerja adalah satu-satunya program yang bisa tailor-made sesuai dengan kebutuhan peserta,” jelas Menko Airlangga.
Secara inklusif, dalam kurun waktu empat tahun, Prakerja telah menyediakan lebih dari 6.000 pelatihan mulai dari digital skills, green skills, bahasa asing, hospitality, teknik dan berbagai bidang lainnya sehingga peserta dapat memperoleh keterampilan sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. Pada kesempatan yang sama, Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif PMO Prakerja, menegaskan kembali inklusivitas Prakerja.
“Dari peserta Prakerja, mayoritas berusia 18-35 tahun atau Gen-Z dan Milenial, dengan kelas ekonomi mencakup desil 1 aspiring middle class hingga middle class, dengan mayoritas berasal dari daerah pedesaan,” imbuh Denni.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Presisi Indonesia, penerima Program Prakerja juga meningkat pendapatannya sekitar Rp255.000–Rp315.000 atau meningkat 17 persen –21 persen per bulan setelah memiliki keterampilan dan sertifikat dari Prakerja. Data internal Prakerja menunjukkan bahwa hingga September 2024, sebanyak 52 persen peserta Prakerja adalah perempuan, dan 3 persen dari keseluruhan penerima merupakan penyandang disabilitas.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa Kartu Prakerja sebagai warisan pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin adalah program yang inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan. Satu hal, dampak nyata serta tata kelola yang baik dari Prakerja juga diakui dan diapresiasi tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di kancah internasional.
Prakerja telah direplikasi Kamboja untuk 1,5 juta pekerja Kamboja dan beberapa negara lain seperti Thailand, Maroko, dan Sarawak telah mempelajari konsep Prakerja untuk kemudian dapat diadopsi. Prakerja juga menerima Penghargaan Kehormatan dalam Wenhui Award 2022 yang diinisiasi oleh UNESCO, mengalahkan 94 inovasi dari 25 negara.
Dalam bidang teknologi dan keamanan siber, Prakerja juga dianugerahi penghargaan “GovCyber Innovator of The Year” pada ajang IndoSec Awards 2024. Pihak pengelola Program Prakerja berharap hal ini terus dilanjutkan ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Mengingat, jutaan manfaat yang diterima masing-masing dari jutaan peserta Prakerja. Khususnya dalam menghadapi isu lapangan kerja dan penurunan jumlah kelas menengah dalam beberapa tahun belakangan ini. (Sumber: indonesia.go.id)
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini