Peringatan Hari Puputan Margarana Ke-78, Teladani Semangat Perjuangan I Gusti Ngurah Rai

Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra melakukan tabur bunga di Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana dalam serangkaian peringatan Hari Puputan Margarana ke-78, Rabu (20/11).

Tabanan (Lokapalanews.com) – Upacara peringatan Hari Puputan Margarana ke-78 digelar di Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana dengan inspektur upacara, Pj. Gubernur Bali yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Rabu (20/11). Dalam kesempatan tersebut, Sekda Dewa Made Indra mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meneladani semangat perjuangan I Gusti Ngurah Rai.

Ia menambahkan, semangat perjuangan dan keteladanan I Gusti Ngurah Rai terlihat jelas dalam suratnya kepada pimpinan tentara Belanda yang dengan tegas mengatakan menolak kompromi. Pernyataan tersebut memiliki makna mendalam, yakni menunjukkan bahwa untuk hal-hal yang mendasar, seperti kemerdekaan dan harga diri bangsa, tak ada kompromi. I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya memilih bertempur habis-habisan atau puputan.
“Jika dikaitkan dalam konteks saat ini, prinsip tersebut identik dengan integritas, yaitu keteguhan pada hal-hal prinsip yang menyangkut kepentingan negara dan masyarakat,” katanya.

Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Dewa Indra mengungkapkan, Puputan Margarana dalam catatan sejarah peristiwa heroik bangsa Indonesia, di mana peristiwa tersebut merupakan puncak perjuangan terdahsyat rakyat Bali melawan penjajahan Belanda. Puputan Margarana memiliki makna sebagai perang yang dilakukan hingga mati atau sampai titik darah penghabisan dan tidak pernah mengenal kata menyerah. Puputan juga bisa diartikan sebagai pengorbanan dalam peperangan untuk membela kebenaran, keadilan, mempertahankan harkat, martabat dan kedaulatan bangsa, serta merupakan perjuangan secara ikhlas dan terhormat.

“Sebagai penghargaan atas hal itu, kita memperingati Puputan Margarana setiap tahunnya. Upacara peringatan yang bukan hanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa atas kemerdekaan yang kita nikmati, juga sekaligus sebagai refleksi terhadap jati diri sebagai bangsa bermartabat yang dilahirkan oleh para pejuang,” papar Dewa Made Indra membacakan sambutan Pj. Gubernur.

Ia menambahkan, perjuangan dan pengorbanan tanpa pamrih para pahlawan dalam peristiwa heroik Puputan Margarana tersebut patut dijadikan contoh dan teladam oleh semua komponen masyarakat pada era sekarang ini, khususnya dalam mengisi kemerdekaan demi mencapai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sejahtera, adil dan Makmur. Sejalan dengan hal tersebut, maka sangatlah tepat dikatakannya tema yang diangkat dalam peringatan saat ini yaitu “Mengorbankan Semangat dan Nilai-nilai Puputan Margarana Menuju Bali Maju yang Patriotik”.

Menurut Sang Made Mahendra Jaya, momentum peringatan ini harus dimanfaatkan untuk terus memupuk dan meningkatkan rasa solidaritas sosial dengan dijiwai oleh semangat dan nilai-nilai luhur kepahlawanan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bali. “Momentum historis ini juga sepatutnya kita jadikan dasar pijakan mewujudkan Bali yang berkualitas dan bermartabat. Semua komponen masyarakat harus menyatu, bersinergi, saling ‘ngerombo’ untuk menyukseskan pembangunan daerah Bali dan mewujudkan masyarakat sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.

Acara peringatan Hari Puputan Margarana ke-78 diwarnai dengan penyerahan panji perjuangan dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai dari Pasukan Ciung Wanara kepada Resimen Yudha Putra Provinsi Bali. Selain itu, surat sakti tersebut dibacakan oleh salah satu anggota Resimen Yudha Putra. Kegiatan juga diisi dengan penyerahan buku I Gusti Ngurah Rai oleh Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Gede Yudana, kepada Sekda Dewa Indra, serta pemberian hadiah bagi pemenang lomba Napak Tilas Perjuangan. Prosesi diakhiri dengan peletakan karangan bunga di monumen utama dan tabur bunga.  *yas