Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE., M.M. menilai pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penting untuk memahami bahwa pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi tidak sekuat pertumbuhan yang didorong oleh produksi dan investasi. Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Robert M. Solow (1956) menekankan peran akumulasi modal, tenaga kerja, dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Solow berpendapat bahwa tanpa investasi dalam modal dan teknologi, pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik jenuh. Sementara itu, Joseph Schumpeter (1934) menekankan pentingnya inovasi dan peran pengusaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui “destruksi kreatif,” di mana inovasi menggantikan teknologi dan produk lama dengan yang baru.
Data empiris menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada tahun 2022, konsumsi rumah tangga menyumbang sekitar 54,42% dari total PDB. Pada tahun 2023, kontribusi ini meningkat menjadi 55,12%, dan pada tahun 2024 mencapai 55,60%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh peningkatan pendapatan dan stabilitas ekonomi.
Di sisi lain, investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto atau PMTB) juga mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2022, PMTB tumbuh sebesar 4,91%, meningkat menjadi 5,45% pada tahun 2023, dan mencapai 5,03% pada tahun 2024. Pertumbuhan investasi ini mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Khusus untuk Bali, perekonomian menunjukkan tren positif pasca pandemi. Pada triwulan I 2024, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali atas dasar harga berlaku mencapai Rp69,61 triliun, dan meningkat menjadi Rp74,77 triliun pada triwulan II 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pariwisata yang mulai pulih, serta peningkatan konsumsi dan investasi lokal.
Prof. Raka yang juga Dekan FEB Undiknas Denpasar ini mengatakan secara teoritis dapat dikatakan bahwa meskipun konsumsi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, ketergantungan yang berlebihan pada konsumsi dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi. Tanpa peningkatan kapasitas produksi melalui investasi, peningkatan permintaan dapat menyebabkan inflasi dan defisit neraca perdagangan akibat peningkatan impor. Sebaliknya, investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, peningkatan investasi di sektor manufaktur dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan, dan mendorong konsumsi. Selain itu, investasi dalam teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi, menurunkan biaya, dan meningkatkan daya saing produk domestik di pasar internasional.
Dengan demikian, meskipun pencairan THR dan peningkatan konsumsi dapat memberikan dorongan sementara pada pertumbuhan ekonomi, strategi jangka panjang harus difokuskan pada peningkatan investasi dan produksi. Hal ini sejalan dengan pandangan Solow dan Schumpeter bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memerlukan investasi dalam modal, teknologi, dan inovasi. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi harus mendorong iklim investasi yang kondusif, pengembangan teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain itu, diversifikasi ekonomi juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu. Misalnya, Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata perlu mengembangkan sektor lain seperti pertanian dan industri kreatif untuk meningkatkan ketahanan ekonominya terhadap guncangan eksternal. Secara keseluruhan, sementara konsumsi memainkan peran penting dalam perekonomian, pertumbuhan yang didorong oleh produksi dan investasi menawarkan dasar yang lebih kuat dan berkelanjutan untuk pembangunan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu, kebijakan yang seimbang antara mendorong konsumsi dan meningkatkan investasi serta produksi adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. *pri