Ekbis  

Rupiah Loyo, Pariwisata Lokal Justru Berjaya: Efek Trump Jadi Berkah Tersembunyi!

Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini (ist)

Jakarta (Lokapalanews.com) – Kebijakan tarif proteksionis yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kini mulai memberikan imbas pada berbagai sektor, termasuk industri pariwisata di Indonesia. Namun, di tengah tantangan yang muncul, seorang anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, melihat adanya peluang emas untuk memperkokoh sektor pariwisata domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Novita, melemahnya nilai tukar Rupiah sebagai konsekuensi dari ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif internasional secara langsung mempengaruhi masyarakat, terutama mereka yang memiliki kebiasaan bepergian ke luar negeri. “Biaya perjalanan internasional mengalami lonjakan signifikan, dan inilah saat yang tepat untuk mengarahkan preferensi wisata masyarakat ke destinasi-destinasi yang ada di dalam negeri,” tegas Novita dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (7/4, seperti yang dikutip dari Parlementaria.

Data yang dihimpun oleh Mastercard Economics Institute pada tahun 2023 menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan Indonesia untuk setiap perjalanan ke luar negeri mencapai USD 1.200 pada tahun 2022. Dengan tren pelemahan Rupiah yang terus berlanjut, potensi peningkatan angka tersebut menjadi sangat besar. “Ini adalah sinyal krusial bahwa pariwisata domestik harus diprioritaskan, bukan hanya sebagai alternatif semata, melainkan sebagai pilihan utama bagi masyarakat,” ujar politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Legislator perempuan yang berasal dari Trenggalek ini menekankan bahwa krisis ekonomi bukanlah alasan untuk berdiam diri. Sebaliknya, sejarah telah membuktikan bahwa krisis seringkali menjadi lahan subur bagi lahirnya berbagai inovasi. “Pemerintah harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif yang menarik bagi pengembangan destinasi wisata lokal, serta menjaga kepercayaan para investor di sektor pariwisata,” lanjutnya dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, Novita menyoroti pentingnya sinergi dan kolaborasi yang erat antara kementerian terkait, para pelaku industri pariwisata, dan pemerintah daerah dalam menyediakan akses transportasi yang terjangkau, melakukan promosi wisata secara masif, serta menciptakan pengalaman wisata domestik yang berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan destinasi internasional.

“Apabila arus wisatawan domestik berhasil dialihkan ke berbagai destinasi lokal, dampak positifnya akan sangat signifikan terhadap perputaran roda ekonomi di tingkat daerah. Ini bukan hanya sekadar isu pariwisata, melainkan juga tentang penguatan ekonomi kerakyatan secara menyeluruh,” tegas satu-satunya legislator perempuan dari Daerah Pemilihan 7 Jawa Timur tersebut.

Dalam konteks visi ekonomi Presiden Prabowo Subianto yang mengedepankan kemandirian nasional, Novita berpendapat bahwa sektor pariwisata tidak lagi dapat dipandang sebelah mata sebagai sektor pelengkap. “Pariwisata kini menjadi jantung baru bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini harus memiliki ketahanan yang kuat, berdaya saing tinggi, dan bersifat inklusif. Kebijakan Trump ini justru dapat menjadi pemicu perubahan arah yang positif, asalkan kita mampu membaca peluang di tengah tantangan krisis,” katanya.

Dengan demikian, momentum pelemahan Rupiah akibat kebijakan tarif Trump seharusnya menjadi pendorong bagi seluruh pihak terkait untuk bersama-sama memajukan pariwisata domestik sebagai tulang punggung ekonomi bangsa. *R104

Lokapalanews.com adalah salah satu media online di Indonesia hadir dengan sajian informasi yang aktual, informatif, inspiratif, dan mencerahkan di tengah derasnya aliran informasi yang tak jelas kebenarannya.