Ragam  

Masalah di Pelabuhan Makassar Meningkat, CSR Pelindo Bukan Solusi Utama

Anggota Komisi VI DPR RI, Ismail Bachtiar saat mengikuti Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (9/4). Foto: Hal/Andri

Makassar (Lokapalanews.com) – Anggota Komisi VI DPR RI, Ismail Bachtiar, menegaskan bahwa program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari PT Pelindo belum cukup menyelesaikan berbagai persoalan di Pelabuhan Makassar. Hal ini ia sampaikan saat Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi VI DPR RI ke Sulawesi Selatan, Rabu (9/4).

Dalam pertemuan tersebut, Direktur Utama PT Pelindo, Arif Suhartono, menyampaikan bahwa semuanya sedang menyiapkan program CSR untuk menangani persoalan pedagang asongan ilegal yang kerap memasuki wilayah kapal, isu yang sempat viral di media sosial.

Namun, menurut Ismail, pendekatan CSR belum menyentuh akar permasalahan. Ia menilai keluhan masyarakat terhadap Pelindo jauh lebih kompleks, mulai dari parkir pembohong hingga aksi premanisme yang belum terselesaikan.

“Kalau tadi Pak Dirut bilang cukup dengan CSR, saya rasa itu belum cukup. Keluhan terhadap Pelindo Makassar itu bukan hanya satu,” kata Ismail, dilansir Parlementaria.

Politisi dari Fraksi PKS itu juga menekankan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk membangun ekosistem pelabuhan yang sehat dan berkelanjutan dengan melibatkan kemitraan lokal.

Ia pun menyatakan kesiapannya untuk melakukan inspeksi langsung ke lapangan jika diperlukan, demi memastikan solusi nyata atas permasalahan yang telah berlangsung bertahun-tahun.

“Hampir setiap tahun masalah ini muncul. Ini harus jadi atensi serius, apalagi sekarang apa-apa bisa cepat viral,” katanya.

Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen Komisi VI dalam membuka kinerja mitra kerja, serta memastikan pelayanan pelabuhan berjalan optimal dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. *R101

Lokapalanews.com adalah salah satu media online di Indonesia hadir dengan sajian informasi yang aktual, informatif, inspiratif, dan mencerahkan di tengah derasnya aliran informasi yang tak jelas kebenarannya.