Tarif RI-AS Disepakati Rampung dalam 60 Hari

Delegasi RI bertemu langsung dengan Duta Besar Jamieson Greer (USTR) dan Howard Lutnick (Menteri Perdagangan AS). Fokus pembahasan adalah kebijakan tarif resiprokal yang berdampak pada ekspor Indonesia.

Washington DC (Lokapalanews.com) – Pemerintah Indonesia bergerak cepat menanggapi dinamika kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memimpin utusan RI ke Washington DC, Amerika Serikat, untuk membahas langkah-langkah konkret menyikapi isu tarif perdagangan.

Delegasi Indonesia terdiri dari sejumlah pejabat tinggi kementerian dan lembaga. Mereka bertemu dengan empat pejabat utama AS, termasuk Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Luar Negeri AS.

Pertemuan bilateral ini dilaksanakan atas arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Langkah cepat RI mendapat sambutan positif dari pemerintah AS, yang membuka ruang dialog lebih awal untuk Indonesia.

“Indonesia termasuk negara pertama yang diterima untuk membahas kerja sama ekonomi bilateral,” ujar Menko Airlangga dalam pernyataan pertemuan usai, Kamis (17/4).

Dalam pertemuan hari pertama, Delegasi RI bertemu langsung dengan Duta Besar Jamieson Greer (USTR) dan Howard Lutnick (Menteri Perdagangan AS). Fokus pembahasan adalah kebijakan tarif resiprokal yang berdampak pada ekspor Indonesia.

Pemerintah RI mengajukan sejumlah tawaran dan permintaan agar perdagangan berjalan adil dan seimbang. Beberapa poin yang dibahas antara lain peningkatan ekspor energi, produk pertanian, dan engineering pengadaan konstruksi (EPC).

Indonesia juga melonggarkan penguatan kerja sama dengan strategi dalam pengelolaan mineral kritis, seperti nikel dan tembaga. Sektor ini dinilai krusial dalam mendukung transisi energi global dan kepentingan kedua negara.

Selain isu perdagangan, Pemerintah RI mengangkat pentingnya kerja sama di bidang pendidikan, ekonomi digital, dan layanan keuangan.

Pemerintah juga meminta agar AS menetapkan tarif ekspor Indonesia lebih rendah dibandingkan negara pesaing, terutama untuk produk yang tidak bersaing dengan industri dalam negeri AS.

Permintaan itu dilandasi semangat menjaga ketahanan rantai pasok produk strategis guna memperkuat keamanan ekonomi bersama.

Tanggapan AS terhadap kesepakatan Indonesia terbilang cepat dan konstruktif. Pemerintah AS sepakat memulai negosiasi teknis dengan target penyelesaian dalam 60 hari ke depan. “Isu tarif dan kerja sama RI-AS akan diumumkan dalam waktu 60 hari,” tegas Airlangga.

Kedua negara juga sepakat menjajaki kerangka kemitraan ekonomi strategis, yang mencakup perdagangan, investasi, mineral penting, serta penguatan rantai pasok yang tahan guncangan.

Delegasi RI didampingi sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Mari Elka Pangestu, dan perwakilan KBRI Washington DC. *R104

Lokapalanews.com hadir sebagai salah satu media daring terpercaya di Indonesia dengan informasi tajam, terpercaya, mencerahkan!