Jakarta (Lokapalanews.com) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) gencar memacu sentra industri kecil dan menengah (IKM), motor penggerak produktivitas dan daya saing daerah, demi mendongkrak ekonomi nasional.
Sinergi Kemenperin melalui Ditjen IKMA dan Pemkab Gianyar membuahkan Sentra Industri Kerajinan Perak di Desa Celuk, Sukawati, Bali, ikon kerajinan perak tradisional sejak 1915.
Semula hanya untuk upacara adat, perak Celuk mulai merambah perhiasan komersial pada 1935, menghadapi tantangan modernisasi inovasi, pasar, pelatihan, dan manajemen.
Pemerintah sigap membangun wadah kolektif, mengintegrasikan sumber daya demi daya saing perak Celuk. “Sinergi pusat-daerah kunci sentra IKM tepat sasaran dan berkelanjutan,” tegas Dirjen IKMA Kemenperin, Reni Yanita.
Pengembangan sentra perak Celuk fokus pada efisiensi produksi, inovasi, kreativitas, dan peningkatan kapasitas SDM perajin.
Dana Alokasi Khusus (DAK) menjadi amunisi utama, membangun Gedung Pusat Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Perak sejak 2016, direvitalisasi 2022, dilengkapi teknologi modern.
Fasilitas canggih sentra meliputi uji kadar perak, casting, desain 2D/3D, CNC engraving/milling, 3D printing, serta mesin laser cutting/marking untuk produksi massal.
“Teknologi kunci tingkatkan kapasitas produksi, penuhi standar ekspor Eropa yang ketat,” imbuh Reni. Perajin kini sentuh teknologi tinggi, modernisasi kerajinan tradisional Bali.
Sebanyak 152 unit IKM dengan 2.364 tenaga kerja di sentra Celuk mencatat produksi 4.515 kg per tahun, omzet Rp158 miliar, menembus pasar AS, Australia, Asia Timur, Eropa, Asia Tengah, hingga Afrika.
“Sentra perak Celuk buktikan lestarikan budaya bisa mendunia dengan teknologi dan strategi tepat,” ungkap Reni.
Sentra IKM bukan sekadar produksi, tapi ekosistem pembelajaran generasi perajin adaptif dan inovatif. Pelatihan teknologi, desain, manajemen usaha jamin keberlanjutan industri, didukung Pemkab Gianyar.
Pemkab Gianyar susun langkah strategis: penguatan kelembagaan sentra, pelatihan operator, kemitraan, dan branding kolektif.
Sekretaris Ditjen IKMA, Yedi Sabaryadi, sebut fasilitasi pameran dan Design Lab tingkatkan pasar dan inovasi desain perajin Celuk.
“Kami harap sentra perak Celuk terus berkolaborasi dengan BPIFK, BDI Denpasar, akademisi, asosiasi, desainer, hingga influencer,” tutur Yedi.
Yedi tegaskan sentra IKM harus jadi pusat inovasi dan edukasi warisan perak Bali bagi generasi muda untuk mendunia. *R106