Mengenal Detail Pondasi untuk Konstruksi Rumah

Pondasi adalah salah satu bagian yang penting dalam tahap pembangunan rumah, karena salah satu kunci kokohnya konstruksi rumah ditentukan oleh pondasi.

Pondasi adalah salah satu bagian yang penting dalam tahap pembangunan rumah, karena salah satu kunci kokohnya konstruksi rumah ditentukan oleh pondasi.

Banyak jenis pondasi yang dapat diaplikasikan pada sebuah rumah, sehingga nantinya menjadi sebuah bangunan dengan konstruksi yang kokoh dan aman.  Detail pondasi  yang jelas, menjadi hal yang sangat penting baik oleh arsitek maupun pekerja dan pemilik rumah.

Kenapa begitu? Dengan kejelasan detail tersebut, semua pihak dapat sama-sama memastikan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi tersebut sudah sesuai dengan instruksi pada detail gambar yang ada. Kalau tidak, tentu bisa langsung direvisi dan diperbaiki sebelum terlambat.

Dari sekian banyak jenis pondasi yang dipakai untuk membangun rumah, empat di antaranya merupakan yang paling sering digunakan. Berikut ini  detail pondasi rumah  tersebut, lengkap dengan ukuran dan keunggulan masing-masing.

1. Alas Kaki Pondasi

Pondasi ini disebut juga dengan nama pondasi telapak, sering digunakan untuk membuat rumah dua lantai atau lebih karena tergolong kokoh untuk menahan beban material dari bangunan tersebut.

Kegunaannya bisa untuk di berbagai kondisi tanah, kecuali tanah yang rawan longsor atau rawan terban. Jika dipaksakan, bisa berdampak pada kondisi pondasi yang cepat rusak bahkan roboh dalam waktu singkat.

Bahan pembuatan pondasi ini adalah beton bertulang, dibuat mirip dengan telapak kaki manusia. Posisinya ada di bagian bawah kolom pada dasar bangunan, kemudian bisa dikolaborasikan dengan pondasi biasa untuk hasil yang maksimal.

Detail dari pondasi ini harus sangat diperhatikan, jangan sampai salah menerapkan karena akan mempengaruhi besar pada kekuatan beban bangunan di atasnya.

Untuk bangunan dua lantai, ukuran plat beton yang dipakai minimal 70 cm x70 cm, besi tulangannya harus memiliki diameter sepanjang 12 cm, lalu perbandingan bahan pembuatan beton yaitu kerikil, pasir, dan semen memiliki perbandingan yang jelas yaitu 3:2:1.

Jika tidak mau ribet dengan membuatnya sendiri, maka tinggal beli di toko bangunan dengan pemandangan detailnya. Kedalaman pembangunan pondasi ini antara 1 meter sampai 2 meter untuk tekstur tanah yang jeras, agar fungsinya untuk menahan gerakan tanah bisa lebih maksimal.

Pembuatan pondasi footplat juga disarankan menggunakan cara ekonomis, mulai dari pemilihan material, proses, hingga pengaplikasiannya.

2. Pondasi Batu Belah

Pondasi batu belah menggunakan bahan utama batu belah, dengan sifat batu yang cenderung stagnan sehingga perubahan kualitas dan bentuk pondasi tidak akan berubah.

Biasanya bahan yang dipakai adalah batu split dengan warna coklat , kehitaman, atau abu-abu cenderung tua.

Detail yang perlu diperhatikan adalah kedalaman tanah pondasi atau tinggi galian yang dilakukan, dengan memperhitungkan tiga aspek yaitu pondasi, aanstamping dan tanah urug. Jumlah total ukuran ketiganya itulah yang akan menjadi ukuran dari kedalaman tanah.

Sedangkan ketinggian juga sangat penting diketahui lalu diukur, terutama untuk ketinggian tanah asli sebelum digali dan dibentuk sebagai landasan pondasi. Ukuran elevasi ideal detail pondasi  ini adalah 125 cm dihitung dari tinggi bagian lantai.

Selanjutnya untuk ukuran pondasi batu belah, sesuai dengan contoh gambar di atas, diukur dengan mengetahui dimensi dulu dan ketinggian. Sehingga dapat diketahui berapa ukuran pondasi yang tepat.

Untuk pondasi rumah standar, detail urug pasir yang ditempatkan pada bagian bawah pondasi memiliki lebar 90 cm dan tinggi sekitar 5 cm. Kemudian bagian aanstamping, tingginya mencapai 20 cm yang disusun idealnya pada bagian atas urug pasir, kemudian ada juga pada bagian bawah pondasi.

Terakhir yang perlu diperhatikan adalah konstruksi sloof yang dibuat dari beton bertulang, lebarnya 15 cm dan tingginya 30 cm. jangan lupa menempatkan tulangan besi maksimal enam pada bagian dalam sloof tersebut.

3. Kolam Batu Kali

Ada juga pondasi batu kali yang juga sering dipakai untuk membangun sebuah perumahan. Keunggulan utamanya adalah mudah dibuat, proses cepat, dan relatif mudah. Ditambah pula bahan utama pembuatannya yaitu batu pecah, sangat mudah ditemukan.

Detail utama yang perlu diperhatikan saat akan membuat pondasi ini adalah, kedalaman pondasi ditentukan oleh lokasi pembuatan rumah dan tekstur tanah. Semakin lembek tanahnya maka kedalaman pondasi harus lebih maksimal. Untuk tanah keras, minimal kedalamannya adalah 1 meter saja.

Lebar pondasi sangat ditentukan oleh berapa banyak beban yang akan ditampung oleh pondasi ini nantinya, sehingga ada beberapa pilihan ukuran pondasi bisa dijadikan acuan, mulai dari 60 cm hingga 100 cm.

Soal sloof yang letaknya pada bagian atas pondasi, memiliki dua pilihan ukuran, yaitu 20 x 30 cm atau 15 x 20 cm.

Selanjutnya untuk  detail pondasi batu kali, dibuat dengan bentuk trapesium namun implementasi pada lokasi pengerjaan lebih cenderung berbentuk kotak, dengan komposisi material yang digunakan terdiri dari batu kali, udara, pasir, dan semen.

Jangan lupa tambahkan pasir urug yang berfungsi menimbun pondasi ketika sudah mengering. Bisa menggunakan pasir sisa galian pondasi saja atau khusus mempersiapkan pasir urug.

Terakhir adalah mempersiapkan alas pondasi yang terdiri dari pasir bercampur batu kecil, cara penerapannya dengan ditaburkan pada area bawah pondasi. Alas pondasi berfungsi untuk meminimalisir goncangan pada bangunan karena komponen tersebut mengurangi getaran yang terjadi.

4. Pondasi Bor Tumpukan

Selanjutnya ada  contoh detail pondasi  bor tumpukan yang bentuknya mirip tabung yang sangat panjang, kemudian dilakukan penancapan ke dalam tanah menggunakan alat khusus.

Fungsi pondasi ini adalah untuk memastikan tanah yang tidak kuat menopang beban, menjadi lebih kuat dan meminimalkan masalah setelah bangunan selesai dibangun. Metode yang dilakukan untuk membuat pondasi ini adalah dengan membuat pondasi secara berulang, dimana tingkat getaran pengeborannya relatif rendah.

Biasanya pondasi ini dibuat untuk bangunan bertingkat atau bangunan yang akan dibuat di kawasan lereng, dengan kondisi tanah kurang mendukung.

Ada beberapa pilihan ukuran bor tumpukan yang dipakai sebagai pondasi, mulai dari ukuran diameter 20 cm untuk pembangunan skala kecil sampai menengah. Kemudian diameter 30 cm untuk pembuatan toko dan sejenisnya.

Ada juga ukuran diameter 40 cm untuk pembuatan jalan layang dan bangunan yang letaknya kurang strategis sehingga memerlukan penguatan pada bagian pondasi. Sedangkan untuk panjang bor tumpukan relatif sama untuk semua diameter tersebut yaitu 5 meter yang akan tertanam di dalam tanah.

Penerapan  detail struktur pondasi rumah  ini, jika dibandingkan dengan jenis pondasi lain memang membutuhkan biaya lebih mahal. Namun akan sangat seimbang jika dilihat hasilnya ketika bangunan sudah berdiri. Baik itu ketahanannya maupun keawetannya yang lebih maksimal.

Jika memilih menggunakan pondasi bor tumpukan, maka akan diperoleh sejumlah keunggulan, diantaranya bisa dipakai untuk bangunan di area sempit, variasi kedalaman pondasi dan ukuran bisa dipilih.

Selain itu, juga mempunyai ketahanan lebih maksimal untuk beban lateral, serta permukaan dasar pondasi bisa dicek langsung sebelum dan setelah dipasang.

Dengan mengetahui  detail pondasi  yang jelas, akan mempermudah penerapannya pada sebuah bangunan rumah. Kemudian mempermudah menentukan jumlah dan ukuran bahan, serta berapa biaya yang dibutuhkan. Ingin tahu lebih banyak tentang pondasi dan produknya? Cek saja langsung di Toko Bangunan Online Tokban. *R104

Lokapalanews.com hadir sebagai salah satu media daring terpercaya di Indonesia dengan informasi tajam, terpercaya, mencerahkan!