Surabaya – PT Kereta Api Indonesia (Persero) semakin mengukuhkan posisinya sebagai pionir transportasi publik yang peduli lingkungan. Data operasional terbaru menunjukkan betapa signifikan dampak positif kereta api dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO₂).
Tercatat, emisi CO₂ yang dihasilkan oleh kereta api jarak jauh hanyalah 15,64 gram per penumpang per kilometer. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin yang menghasilkan sekitar 90 hingga 100 gram CO₂ per penumpang per kilometer, dengan asumsi mobil diisi oleh dua orang.
Artinya, dalam hal emisi karbon, memilih kereta api sebagai moda transportasi adalah langkah yang 6 hingga 7 kali lebih ramah lingkungan dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.
Pilihan masyarakat untuk beralih menggunakan kereta api selama periode Januari hingga April 2025 telah memberikan kontribusi besar terhadap upaya pelestarian lingkungan. Sebanyak 17.709.671 pelanggan KAI tercatat telah membantu mengurangi emisi CO₂ hingga sekitar 420 ribu ton.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, jika seluruh perjalanan 17,7 juta pelanggan tersebut diasumsikan menempuh jarak rata-rata 300 kilometer, maka jejak karbon yang dihasilkan melalui kereta api adalah sekitar 83.300 ton CO₂.
Namun, jika para pelanggan tersebut memilih menggunakan mobil pribadi untuk perjalanan yang sama, total emisi CO₂ yang dihasilkan bisa mencapai sekitar 504.200 ton. Selisih yang sangat signifikan ini menunjukkan betapa besar peran kereta api dalam mengurangi dampak buruk transportasi terhadap lingkungan.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa peralihan masyarakat ke moda transportasi berbasis rel bukan hanya mendukung efisiensi perjalanan, tetapi juga merupakan tindakan nyata dalam mengatasi isu perubahan iklim.
“Setiap pelanggan yang memilih untuk naik kereta api adalah bagian dari solusi. Ini bukan sekadar perjalanan, melainkan kontribusi langsung untuk mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ungkap Anne.
Kinerja positif KAI ini juga didukung oleh meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas layanan yang ditawarkan. Terbukti, volume pelanggan KAI pada periode Januari hingga April 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Rincian jumlah pelanggan KAI selama Januari hingga April 2025 adalah sebagai berikut: Kereta Api Jarak Jauh Komersial sebanyak 11.324.717 pelanggan, Kereta Api Jarak Jauh PSO (Public Service Obligation) sebanyak 3.756.486 pelanggan, Kereta Api Lokal Komersial sebanyak 596.399 pelanggan, dan Kereta Api Lokal PSO sebanyak 2.032.069 pelanggan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran publik akan dampak lingkungan dari pilihan transportasi, KAI telah menghadirkan fitur “carbon footprint” pada aplikasi Access by KAI. Fitur inovatif ini memungkinkan pelanggan untuk melihat estimasi emisi CO₂ dari perjalanan yang telah mereka lakukan dan membandingkannya dengan moda transportasi lain.
Langkah ini merupakan bagian dari implementasi strategi ESG (Environmental, Social, Governance) yang diusung oleh KAI. Dukungan terhadap target Net Zero Emission nasional tahun 2060 serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terkait aksi iklim dan infrastruktur berkelanjutan menjadi prioritas utama KAI.
“KAI memiliki pandangan bahwa layanan transportasi publik tidak hanya tentang memfasilitasi mobilitas masyarakat, tetapi juga memiliki tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan. KAI akan terus berada di garda terdepan sebagai penyedia moda transportasi yang ramah lingkungan di Indonesia,” pungkas Anne. *R105