Jakarta – Pemerintah menggelontorkan Paket Stimulus Ekonomi jumbo senilai Rp24,44 triliun untuk periode libur sekolah Juni-Juli 2025. Kebijakan ini dinilai berpotensi besar menggerakkan roda ekonomi kerakyatan dan menjadi harapan baru di tengah lesunya daya beli masyarakat.
Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah, menegaskan bahwa langkah ini adalah wujud keberpihakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Stimulus ini, menurutnya, akan menjadi pendorong vital bagi sektor informal, pariwisata, transportasi, dan usaha mikro di berbagai daerah.
Politisi Partai NasDem ini melihat stimulus yang diberikan tepat sasaran sesuai kebutuhan rakyat. Namun, Charles mengingatkan kementerian terkait untuk memastikan arah dan dampak jangka panjang kebijakan ini agar manfaatnya tidak hanya sesaat dan benar-benar menyentuh akar persoalan di lapangan.
Meski bersifat konsumtif, seperti diskon transportasi dan bantuan langsung, stimulus ini adalah respons cepat pemerintah terhadap tantangan ekonomi. Charles mendorong agar paket stimulus ini juga dilengkapi dengan dukungan terhadap sektor produktif demi keberlanjutan.
Kementerian Keuangan merinci, anggaran sebesar Rp23,59 triliun berasal dari APBN dan Rp0,85 triliun dari non-APBN. Tujuan utamanya adalah menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 mendekati 5 persen melalui lima kebijakan utama yang menyasar langsung kebutuhan masyarakat dan pekerja.
Lima kebijakan stimulus meliputi diskon transportasi (kereta, laut, udara), diskon tarif tol, penebalan bantuan sosial (kartu sembako, beras), bantuan subsidi upah (BSU) bagi pekerja bergaji rendah, serta perpanjangan diskon iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) bagi industri padat karya. *R103