Jakarta – Di tengah dinamika ekonomi global, Kementerian Perindustrian terus memacu laju industri bahan kimia khusus di Indonesia. Sektor strategis ini, yang produknya menjadi penopang beragam industri hilir mulai dari makanan, migas, hingga plastik, memegang peranan krusial dalam memperkuat struktur manufaktur domestik dan mendongkrak perekonomian nasional. Langkah ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor dan mendorong kemandirian industri.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier di Jakarta, Jumat (6/6), menegaskan bahwa konsumsi bahan kimia khusus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. “Artinya, industri bahan kimia khusus memegang peran vital dalam berbagai sektor industri. Apalagi, saat ini produk-produk bahan kimia khusus sebagian telah diproduksi di dalam negeri,” ungkap Taufiek, menandakan potensi besar sektor ini untuk tumbuh lebih jauh.
Transformasi industri bahan kimia khusus, lanjut Taufiek, tak hanya menuntut peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga akselerasi adopsi teknologi, komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, serta integrasi erat dengan kebutuhan industri hilir domestik maupun pasar global. Untuk itu, Kemenperin berkomitmen penuh menciptakan iklim usaha yang kondusif, menyediakan berbagai insentif fiskal, infrastruktur industri, hingga dukungan riset dan pengembangan yang berkesinambungan.
Kemenperin juga aktif menjalin kemitraan strategis dengan pelaku industri dan lembaga riset. Inisiatif ini krusial untuk mendorong transfer teknologi dan adopsi Industri 4.0, menjadikan proses produksi di sektor ini lebih efisien, ramah lingkungan, dan kompetitif. Industri kimia sendiri merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0, mengingat nilai tambah tinggi serta potensi inovasi dan pasar yang terus berkembang.
Capaian sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang signifikan, dengan nilai ekspor mencapai USD5,35 miliar hingga triwulan I tahun 2025, membuktikan vitalitasnya. Kontribusi ini menempatkan kelompok sektor ini dalam lima besar komoditas ekspor industri nasional. Untuk terus mendukung kemajuan ini, Kemenperin juga mendukung penuh pengukuhan kepengurusan baru Asosiasi Industri Kimia Khusus Indonesia (AIKKI) periode 2025–2028 yang kini dipimpin Ridwan Adipoetra.
Taufiek berharap kepengurusan baru AIKKI dapat meningkatkan kolaborasi erat antara pelaku industri, pemerintah, dan lembaga riset untuk menjawab tantangan serta meraih peluang di masa depan. Ridwan Adipoetra pun menegaskan komitmen AIKKI sebagai katalisator komunikasi dan kolaborasi. “Dengan kepengurusan baru ini, kami berkomitmen untuk mendorong transformasi industri bahan kimia khusus agar lebih adaptif, berdaya saing, dan berkelanjutan,” pungkasnya. *R105