Iklan Berganti

Investasi Otomotif Menggeliat, Mercedes-Benz Genjot Produksi

Industri otomotif Indonesia terus menggeliat. Investasi terus mengalir, membuktikan pasar domestik dan potensi ekspor kian menjanjikan.

Jakarta – Perekonomian global penuh ketidakpastian, namun industri otomotif Indonesia justru menggeliat perkasa. Investasi terus mengalir, membuktikan pasar domestik dan potensi ekspor kian menjanjikan. Produsen otomotif multinasional melihat Indonesia sebagai ladang subur untuk ekspansi, memperkuat posisinya sebagai pusat manufaktur di Asia Tenggara.

Pembangunan pabrik baru PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (DCVMI) di Cikarang menjadi bukti nyata optimisme ini. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah strategis Daimler Truck AG, menegaskan kepercayaan mereka pada prospek cerah Indonesia. Ini sinyal kuat bahwa investasi sektor otomotif tak surut, bahkan untuk kendaraan ramah lingkungan.

Pabrik seluas 15 hektar dengan investasi Rp500 miliar ini mampu memproduksi 5.000 unit kendaraan niaga per tahun. Mercedes-Benz, yang telah hadir sejak 1978, kini semakin memantapkan komitmennya. DCVMI optimistis menjadi pemain kunci, bahkan masuk lima besar produsen truk dan bus di Indonesia, menunjukkan Mercedes-Benz adalah pilihan utama konsumen.

Kemenperin mendorong DCVMI mengembangkan model kendaraan niaga ramah lingkungan, sejalan dengan tren global menuju mobilitas hijau. Berbagai insentif fiskal dan nonfiskal siap diberikan untuk mendukung transisi ini. Indonesia bertekad menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan niaga dan ramah lingkungan global, dengan target Net Zero Emission sektor manufaktur pada 2050.

Komitmen DCVMI mengadopsi standar emisi Euro 4 melalui teknologi SCR dan DEF patut diacungi jempol. Ke depan, Kemenperin berharap DCVMI terus mengembangkan model ekspor berteknologi Euro 5 dan 6, serta meningkatkan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang saat ini rata-rata 28,08%. Peningkatan TKDN krusial untuk memperkuat industri nasional dan daya saing.

Defisit neraca perdagangan kendaraan niaga Januari-Maret 2025 yang mencapai $608,7 juta menjadi tantangan. Oleh karena itu, langkah DCVMI mengoptimalkan pabrik barunya untuk ekspor kendaraan komersial ke berbagai negara sangat relevan. Ini juga akan menciptakan lapangan kerja luas dan mengembangkan rantai pasok lokal, menandai fase pertumbuhan baru bagi DCVMI di Indonesia. *R103