Ambon – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati, mengapresiasi upaya Kemenparekraf dalam mengembangkan ekonomi kreatif, khususnya di bidang musik Ambon. Namun, ia menyoroti tantangan besar yang masih menghadang, mulai dari akses distribusi, pasar, hak cipta, hingga promosi karya, yang menghambat para pelaku ekonomi kreatif lokal.
Dalam kunjungan kerjanya ke RR Studio Kayu Putih, Ambon, Rabu (12/6), Saraswati menekankan pentingnya ekosistem ekonomi kreatif yang komprehensif, dari hulu ke hilir. Ia berharap masyarakat di seluruh Indonesia dapat berkarya dan sekaligus menikmati hasil karya mereka, bukan hanya di Ambon, tetapi di seluruh pelosok negeri.
Legislator yang akrab disapa Sara ini juga menyoroti peran krusial lembaga keuangan. Menurutnya, perbankan harus “get with the program” dan mulai memanfaatkan hak kekayaan intelektual (HKI) sebagai agunan. Ini adalah langkah maju yang akan mendukung pengembangan ekonomi kreatif, sebagaimana yang sudah dilakukan negara-negara lain, yang menjadikan karya anak bangsa sebagai soft power mereka.
Saraswati mengingatkan bahwa penguatan sektor pariwisata tidak cukup hanya mengandalkan destinasi semata. Pariwisata harus terintegrasi dengan pengembangan ekonomi kreatif, mencakup kerajinan, seni pertunjukan, hingga produk budaya. Ia menemukan bahwa di mana pun berwisata, selalu ada produk budaya seperti suvenir dan pertunjukan yang bisa dinikmati wisatawan.
Fokus Ambon pada musik sebagai sektor ekonomi kreatif utama dinilai Saraswati sangat luar biasa. Potensi ini, jika dikembangkan lebih lanjut, akan menjadi kekuatan besar bagi ekonomi lokal dan nasional. Ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung.
Oleh karena itu, pembentukan ekosistem yang mendukung adalah kunci. Dengan ekosistem yang kuat, masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk Ambon, dapat berkarya, berinovasi, dan menikmati hasil dari kerja keras mereka, menjadikan ekonomi kreatif sebagai pilar penting pembangunan nasional. *R104