Usaha Spa Bali Dapat Bersaing, BSWA Genjot Terapis Bersertifikasi

Bali SPA and Wellness Association (BSWA) berupaya seluruh usaha spa di Bali mampu berkembang lebih baik dan bisa bersaing dengan spa luar.

Denpasar (Lokapalanews.com) – Bali SPA and Wellness Association (BSWA) berupaya seluruh usaha spa di Bali mampu berkembang lebih baik dan bisa bersaing dengan spa luar. Untuk itu kualitas SDM atau terapis spa di Bali bisa lebih baik, salah satunya dengan sertifikasi kompetensi.

Ketua Bali Spa and Wellness Association, I Gde Nyoman Indra Prabawa di Sanur, Jumat (26/4) mengatakan, berbicara sertifikasi tidak hanya bagi pelaku spa saja namun semua bidang wajib tersertifikasi. Begitu pula di usaha spa, semua terapis wajib tersertifikasi.

“Di dunia spa ada namanya SIM bagi terapis yaitu surat tanda penyehat tradisional (STPT). Syarat terapis memiliki STPT adalah mereka sudah melakukan uji kompetensi,” katanya di sela-sela HUT ke-20 Bali Spa and Wellness Association.

Untuk itu pihaknya mendorong bagi terapis spa di daerah ini yang belum mengantongi sertifikasi bisa segera melakukan uji kompetensi, mengingat 135 member BSWA telah mengantongi sertifikasi seperti yang diamanatkan pemerintah.

Terkait ulang tahun BSWA ke-20, ia yang akrab disapa IGNIP ini menyampaikan usia 20 tahun bisa dikatakan cukup dewasa untuk berkembang. Untuk itu diharapkan BSWA selalu bisa bermanfaat bagi industri di spa dan diharapkan peran aktif anggita ke depannya. Sebuah asosiasi yang harus diisi dan dikelola dengan baik seperti mangkuk yang selalu terisi. Saling mengisi dan bekerja sama sehingga ke depannya usaha spa semakin kuat dan diterima semua kalangan dan dipahami bila industri spa bagian pariwisata.

“Ke depan butuh ide-ide sehingga lebih memberikan manfaat dan hasil guna seperti sebelum Covid-19. Berharap BSWA bisa menjadi terbaik. Sebagai terapis juga harus bangga dan bisa menambah pengetahuan dari sisi keilmuan dan pelayanan,” ujarnya.

Ia pun menilai upaya pemerintah mengembangkan Bali sebagai Medical and Wellness Tourism Destination, spa tidak cuma berbicara tentang relaksasi sebenarnya. Spa memberikan rejuvinasi dan revitalisasi. “Spa juga sama memberikan wellness, tapi tanpa harus medis.karena itu kita akan selalu melakukan pelatihan-pelatihan ke depannya, seperti soal anatomi, ramuan-ramuan, jadi hal-hal yang berhubungan dengan wellness akan kita siapkan,” ungkapnya.

Wakil Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Dr. Made Sudjana di tempat sama mengatakan, persaingan spa sangat ketat. Satu contoh di Singapura, Maldives, Thailand dan Malaysia. Oleh karena itu, sertifikasi juga harus dilakukan pelaku di industri spa. Sertifikasi penting bagi terapis untuk juga bisa go internasional. Sertifikasi menjadi cara untuk meningkatkan daya saing dan nilai tawar sumber daya manusia (SDM).
“Sertifikasi itu salah satu wujud bukti dalam bentuk sertifikat bahwa seseorang terebut kompeten. Sertifikasi itu sangat penting,” katanya.

Ia yang juga Rektor Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional ini mengatakan, di bidang pariwisata bila ingin bekerja di luar negeri harus memiliki sertifikat kompentensi tersebut. Jadi bila masih ada pelaku spa belum bersertifikasi maka hanya bisa bekerja di dalam negeri saja, tidak bisa kerja di luar negeri. Sementara Malaysia, Singapura, Maldives, Thailand sangat membutuhkan terapis spa ini.*pri