Jakarta (Lokapalanews.com) – Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali, dilaporkan belum bisa membaca dengan lancar. Ironisnya, mereka justru mahir menggunakan media sosial.
Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan atas temuan ini. Menurutnya, hal tersebut mencerminkan ketimpangan dalam sistem pendidikan nasional.
“Ini bukan sekadar persoalan sekolah. Ini adalah panggilan darurat bagi bangsa,” kata Puan dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (17/4).
Puan menyoroti pentingnya kemampuan membaca sebagai hak dasar setiap anak. Tanpa kemampuan itu, generasi masa depan akan tertinggal jauh. “Bagaimana mungkin kita berbicara tentang SDM unggul, kalau membaca saja masih jadi masalah?” ujaran politisi PDI-Perjuangan itu.
Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, sebelumnya mengatakan bahwa tingginya intensitas bermain media sosial menyebabkan lemahnya kemampuan membaca.
Ia pun menyarankan agar penggunaan ponsel di sekolah terbatas, demi fokus belajar yang lebih baik. Puan setuju dengan usulan tersebut dan meminta adanya langkah nyata dari pemerintah daerah dan pusat.
Menurutnya, pembelajaran digital tidak dapat menggantikan kemampuan dasar seperti membaca. “Literasi itu fondasinya. Tanpa itu, anak-anak sulit berkembang, baik secara akademis maupun emosional,” tambahnya.
Ia juga menyoroti deteksi dini terhadap anak-anak yang mengalami kesulitan belajar sejak dini. Tak hanya itu, minimnya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar juga memperparah situasi. “Ini bukan hanya tanggung jawab guru, tapi juga orang tua dan semua pihak terkait,” tegas Puan.
Ia mendorong agar kementerian pendidikan dan pemda segera meluncurkan sistem pembelajaran saat ini. Temuan di Buleleng harus dijadikan alarm keras bagi seluruh daerah agar kejadian serupa tidak terulang. Puan berharap kasus ini jadi momentum untuk memperkuat sistem pendidikan Indonesia dari akar, mulai dari literasi dasar. *R101
