Tabanan (Lokapalanews.com) – Program Kemitraan Masyarakat Universitas Warmadewa (PKM Unwar) di Desa Petiga, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, memberikan transfer teknologi tepat guna dalam pengolahan limbah peternakan seperti kotoran sapi menjadi pupuk organik. Teknologi yang digunakan adalah teknologi biomi yang menghasilkan pupuk organik berkualitas.
Ketua Tim PKM Ir. Ni Ketut Sri Rukmini, M.P., memaparkan, PKM dilaksanakan di Desa Petiga dengan menyasar kelompok peternak. “Kelompok peternak ini memelihara ternak sapi sebanyak 20 ekor dengan jumlah anggota 19 orang. Peternakan sapi menghasilkan limbah kotoran sapi yang cukup banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal,” kata Sri Rukmini didampingi anggota tim Ir. I Gede Sutapa, M.P dan Ir. Ni Ketut Etty Suwitari, M. Si.
Selama ini, kotoran sapi hanya ditampung tanpa pengolahan yang tepat sehingga menyebabkan masalah lingkungan seperti bau yang menyengat dan merusak estetika lingkungan. Melihat persoalan tersebut, Tim PKM Unwar memberikan transfer teknologi tepat guna yang mudah dilakukan oleh mitra dalam pengolahan limbah peternakan seperti kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bermanfaat dan bernilai dengan penerapan teknologi Biomi.
“Kami juga memberikan solusi memanfaatkan pupuk organik dari limbah kotoran sapi untuk tanaman, ” ungkapnya.
Kegiatan pengabdian tersebut dihadiri oleh Perbekel Desa Petiga, I Wayan Sugita dan dihadiri juga oleh anggota DPRD Tabanan, I Gede Oka Winaya, SE.
Mendapat pelatihan dan transfer teknologi tersebut, Kelompok peternak merasa senang dan puas. Karena kegiatan sudah terbukti dengan hasil produk yang berkualitas. Bahkan sudah ada pesanan dari pecinta tanaman hias yang ada di Desa Petiga.
Kegiatan juga mendapatkan apresiasi dari kepala desa dan wakil dewan. Bahkan anggota DPRD Tabanan, I Gede Oka Winaya langsung menyumbang dana untuk membeli mesin pengepresan.
Selain memberikan pelatihan dan transfer teknologi, pada kesempatan tersebut Tim PKM Unwar juga memberikan sumbangan sarana dan prasarana pengolahan kotosan sapi menjadi pupuk organik.
“Target kami, mitra dapat mengetahui, memahami dan menguasai dari 40% menjadi 80% tentang pengolahan limbah peternakan seperti kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bermanfaat dan bernilai dengan penerapan teknologi Biomi, ” katanya.
Lebih lanjut dikatakan pihaknya juga berharap mitra dapat meningkatkan pengetahuan dari 40% menjadi 75% tentang aplikasi pupuk organik dari limbah kotoran sapi untuk tanaman. Selain itu untuk mengurangi pencemaran lingkungan sebanyak 95% oleh kotoran sapi karena sudah diolah menjadi pupuk organik.
“Yang tidak kalah penting adalah peningkatan pendapatan mitra sebanyak 25% dari produksi pupuk organik kotoran sapi,” katanya.
Konstribusi mendasar yang diberikan pada Mitra adalah kotoran sapi yang dihasilkan, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang berkualitas jika diolah dengan tepat. Penerapan teknologi biomi dalam pengolahan limbah ternak akan menghasilkan pupuk organik berkualitas yang dapat diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman.
“Mitra dilatih cara pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik berkualitas, cara pengaplikasian pupuk organik kotoran sapi pada tanaman serta mitra akan diberikan sumbangan sarana prasarana untuk pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik, ” pungkasnya. *