Tekno  

Pembangunan Infrastruktur Digital Dikebut

Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi

Jakarta (Lokapalanews.com) – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mengebut pembangunan infrastruktur teknologi digital nasional, khususnya Base Transceiver Station (BTS) 4G agar bisa mencapai target 5.600 tower sebagai upaya mewujudkan pemerataan layanan digital untuk masyarakat.

“Kami terus berusaha mencapai target pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dan memantau progress posisi letak Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1,” kata Menteri Kominfo (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (2/11).

Menteri Budi Arie mengungkapkan, pihaknya akan mengumumkan pencapaian target pembangunan 5.600 menara BTS pada pertengahan November 2023 ini.

Pembangunan BTS 4G ini dikerjakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo bersama mitra operator seluler.

“Mudah-mudahan ada progres kemajuan di pertengahan November sampai akhir November ini. Kita akan umumkan pecapaiannya, mudah-mudahan 5.600 BTS yang direncanakan BAKTI Kominfo bisa melayani masyarakat, kalau bahasa kita namanya on air,” tuturnya, dilansir dari InfoPublik.id.

Menurut Menteri Budi Arie, layanan konektivitas internet melalui BTS 4G di daerah tertinggal, terpencil dan terdepan (3T) menggunakan mekanisme subsidi pemerintah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Subsidi pembangunan BTS 4G ini diperlukan karena tidak menghasilkan keuntungan seperti tower-tower di perkotaan.

“Kalau di daerah 3T pasti negara subsidi, paling pelanggannya 10-20 yang pakai, dikali Rp100 ribu sebulan cuman (menghasilkan) dua juta, enggak mungkin untung, sehingga negara harus hadir menyediakan akses konektivitas bagi seluruh warga negara Indonesia,” jelas Menkominfo.

Sementara itu, terkait perkembangan peluncuran SATRIA-1 yang ditargetkan akan mengorbit pada Desember 2023, saat ini BAKTI Kominfo tengah menyelesaikan pembangunan ground segmen untuk mengakses atau menerima sinyal dari satelit itu.

“Kita berharap awal tahun depan sudah bisa melayani masyarakat, karena ground segmen ke penerimanya dong dan sedang dibangun titik-titiknya dengan kapasitasnya 150 Gbps dibagi 30ribu titik, mungkin jadi 55 Mbps per titik. Yang pasti kita ini negara luas, jadi penggunaan teknologi satelit menjadi penting bagi kita,” kata Budi Arie Setiadi.

Sedangkan terkait rencana layanan Starlink untuk akses telekomunikasi berbasis satelit, Menkominfo menegaskan pihaknya membuka ruang kerja sama dengan semua pihak, namun harus mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku.

“Selama tidak comply sama undang-undang kita, ya kita susah prosesnya. Starlink boleh melayani kita tapi IP addressnya harus di Indonesia. Gateway mesti di Indonesia, kalau tidak nanti nonton pornografi dan judinya pakai Starlink,” pungkas Menkominfo. *