Jakarta (Lokapalanews.com) – Maskapai penerbangan Emirates yang berasal dari Uni Emirat Arab memiliki sejarah panjang dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Sudah sewindu sejak 2015 mengoperasikan penerbangan dengan rute Dubai-Denpasar-Dubai, saat ini Emirates menjadi salah satu maskapai penyumbang trafik terbesar untuk penerbangan rute internasional di Bali.
Selama delapan tahun beroperasi di Bali, Emirates sering mengambil momen-momen penting setiap bulan Juni. Emirates mendaratkan pertama kali untuk penerbangan langsung Dubai-Denpasar-Dubai pada Juni 2015. Di tahun pertama beroperasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Emirates mengoperasikan satu penerbangan ke Bali menggunakan pesawat berbadan lebar atau wide body dengan tipe Boeing 777. Selama 2015 tersebut, Bandara I Gusti Ngurah Rai tercatat melayani sebanyak 137 ribu pergerakan penumpang yang diangkut oleh Emirates.
Jumlah trafik dari maskapai Emirates yang dilayani Bandara I Gusti Ngurah Rai sejak tahun 2016 terus mengalami pertumbuhan secara signifikan hingga tahun 2019, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan untuk pergerakan penumpang sebesar 23%. Tahun 2018 menjadi tahun dengan trafik tertinggi maskapai Emirates di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, yakni dengan 510 ribu pergerakan penumpang sepanjang tahun. Selain melayani rute Dubai-Bali-Dubai, Emirates juga membuka rute Dubai-Bali-Auckland-Bali-Dubai pada Juni 2018.
“Emirates merupakan salah satu maskapai tulang punggung peningkatan trafik rute internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Sejak beroperasi pertama kali di tahun 2015, jumlah pergerakan pesawat dan penumpang dari dan ke Bali terus mengalami pertumbuhan secara konsisten,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi.
“Sebagai maskapai yang berbasis di Bandara Internasional Dubai yang merupakan bandara megahub internasional, Emirates mengangkut penumpang dengan ragam demografi dari berbagai negara di dunia. Dalam hal ini, Emirates memiliki peranan penting dalam menghubungkan wisatawan global menuju Bali,” lanjut Faik Fahmi.
Setelah mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, trafik Emirates di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mengalami penurunan drastis akibat dampak pandemi global Covid-19. Seperti maskapai penerbangan internasional lain, Emirates efektif menghentikan operasionalnya di Bali pada April 2020. Selama periode April 2020 hingga April 2022, praktis trafik Emirates di Bali terhenti karena kebijakan penghentian penerbangan komersial internasional reguler di Indonesia.
Seiring dengan membaiknya penanganan pandemi Covid-19 secara global, Pemerintah Indonesia kembali membuka border untuk penerbangan internasional menuju Bali pada 4 Februari 2022. Momentum ini dimanfaatkan oleh berbagai maskapai penerbangan yang sebelumnya melayani rute penerbangan internasional di Bali, tidak terkecuali Emirates yang kembali membuka rute penerbangan ke Bali pada Mei 2022.
Jumlah penumpang yang diangkut oleh Emirates setelah beroperasi kembali setelah sempat terhenti karena pandemi global Covid-19 turut berkontribusi positif terhadap tingkat pemulihan atau recovery rate pergerakan penumpang total di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Pada periode Januari hingga April 2023, recovery rate jumlah pergerakan penumpang dibandingkan dengan periode yang sama pada masa sebelum pandemi di tahun 2019 mencapai 83%.
Sama seperti 2015 lalu, Emirates mengambil momen penting bersama Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali di bulan Juni. Airbus A380-800, pesawat komersial terbesar di dunia yang dioperasikan Emirates akhirnya resmi mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada 1 Juni kemarin. Pesawat ini menggantikan salah satu dari dua pesawat Boeing 777-300ER yang secara reguler melayani rute Dubai-Bali-Dubai setiap harinya.
“Pengoperasian Airbus A380 ke Bali merupakan indikasi positif dari semakin membaiknya animo dan minat warga dunia untuk berwisata ke Bali. Dengan kapasitas pesawat hingga 615 penumpang, tentunya hal ini secara langsung akan berdampak positif terhadap jumlah kunjungan wisatawan dunia ke Bali, yang juga akan berdampak positif terhadap recovery pariwisata dan perekonomian di Bali khususnya, dan secara nasional pada umumnya,” pungkas Faik Fahmi. *