Sekaa Gong “Legend” Belaluan dan Sengguan Berbagi Panggung di PKB XLV

Penampilan Sekaa Gong Sadmerta, Banjar Belaluan Sadmerta saat bertemu dengan Sekaa Gong Semara Sandi, Banjar Sengguan, Kabupaten Gianyar di ajang PKB.

Denpasar (Lokapalanews.com) – Hingga memasuki minggu akhir pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV/2023, beragam penyajian kesenian unggulan telah ditampilkan untuk menghibur penikmat seni di Bali.

Dalam agenda Utsawa (pergelaran) seni spesial menampilkan dua Sekaa Gong Legendaris berbagi panggung di Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Selasa (11/7) malam. Kota Denpasar tetap memberikan penampilan yang maksimal. Kali ini datang dari Sekaa Gong Sadmerta, Banjar Belaluan Sadmerta bertemu dengan Sekaa Gong Semara Sandi, Banjar Sengguan, Kabupaten Gianyar.

Sekaa Gong Semara Sandi, Banjar Sengguan, Kabupaten Gianyar.

Dalam penampilannya, Sekaa Gong Sadmerta membawakan empat materi. Yakni Tabuh Pisan Gagancangan, Tari Tani, Tabuh Kreasi Palguna Warsa dan Tari Kebyar Terompong.

Sekaa Gong Sadmerta, Banjar Belaluan Sadmerta secara definitive terbentuk pada tanggal 24 Oktober 1957, keberadaan sekaa gong ini merupakan kelanjutan dari Sekaa Gong Belaluan sebagai sekaa gong kebyar pertama di wilayah Bali Selatan yang didirikan pada tahun 1918. Ketika masih berbendera Sekaa Gong Belaluan banyak meraih prestasi, salah satunya pada tahun 1929 sebagai sekaa gong terbaik di Bali dan berhak atas undangan untuk pentas di Batavia bersama dengan Sekaa Janger Kedaton.

Koordinator Sekaa Gong Sadmerta, Dr. I Gede Yudarta, S.SKar., M.Si mengatakan,tingginya popularitas Gong Belaluan di era tahun 1920an, menarik banyak ilmuwan untuk mengadakan riset terhadap Gong Belaluan. Berbagai repertoar yang diciptakan oleh I Made Regog seperti Kebyar Ding, Curik Ngaras dan beberapa repertoar lainnya direkam oleh Deccka Record dan Odeon Parlophone Recording tahun 1928 dan direkam kembali oleh etnomusikolog Collin Mc Phee pada tahun 1930. Keberadaan Seka Gong Belaluan juga banyak diungkap oleh Miquel Covarrubias di dalam bukunya Island of Bali (1930).

Pada awal tahun kemerdekaan, sekitar tahun 1950an sebagai sekaa gong terbaik pada waktu itu, Sekaa Gong Belaluan menjadi salah satu sekaa yang sering diundang oleh Staf Kepresidenan untuk mengisi acara resmi kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta maupun di Istana Tampaksiring, Bali. Puncak prestasi yang dicapai pada waktu itu adalah diutusnya Sekaa Gong Belaluan (Sadmerta) oleh Presiden Soekarno menjadi duta dalam Diplomasi Budaya ke Cina pada tahun 1957 selama 3 bulan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Rakyat Cina.

Pada PKB tahun ini, sebagai penampilan pembuka Sekaa Gong Sadmerta membawakan Tabuh Pisan Gagancangan. Tabuh ini merupakan komposisi Pagongan kreasi yang berpijak dari komposisi Tabuh Pisan Pagongan klasik. Dinamakan gegancangan karena komposisi ini disajikan dalam tempo yang cepat (gancang) disesuaikan dengan media ungkapnya yaitu gamelan Gong Kebyar. Komposisi ini memiliki struktur yang terdiri dari gagineman, pangawit, pangiba, pangawak, pangisep, pangecet dan pakaad. Dalam perjalannya, Tabuh Pisan Gagancangan digubah oleh Maestro Karawitan I Wayan Berata pada tahun 1974.

Selanjutnya, sebagai penampilan kedua yakni Tari Tani. Tari ini merupakan tari kreasi yang menggambarkan suasana kegiatan para petani di areal persawahan dari awal menggarap tanah sawah, menanam benih hingga memanen padi. Ide karya tari ini tercetus dari tugas yang diberikan Presiden Soekarno (Bung Karno) kepada I Wayan Berata untuk menciptakan sebuah tarian yang akan digunakan untuk memeriahkan hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke XIII tahun 1958 di Istana Merdeka Jakarta.

Sebagai penampilan ketiga, turut dibawakan Tabuh Kreasi Palguna Warsa yang merupakan komposisi musik instrumental kreasi kakebyaran yang menggambarkan suasana bulan kedelapan (kaulu) sasih dalam perhitungan tahun Caka. Pada bulan tersebut biasanya ditandai oleh adanya cuaca yang ekstrim ditandai dengan terjangan angin yang kuat dan hujan yang deras. Penggambaran suasana tersebut tercermin dalam struktur komposisi yang terdiri dari gineman, kebyar, bapang, gagenderan, pangecet dan panyuud. Komposisi ini merupakan komposisi terbaik diciptakan pada tahun 1968 oleh I Wayan Berata dan pertama kali disajikan sebagai salah satu materi pada Merdangga Uttsawa (Festival Gong Kebyar) I yang laksanakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Bali

Sedangkan sebagai penampilan pamungkas, turut dipersembahkan Tari Kebyar Terompong yang merupakan salah satu tari kreasi kakebyaran yang menggambarkan kepiawaian seorang penari di dalam memainkan instrumen terompong. Tarian ini merupakan hasil pengembangan tari kebyar duduk yang diciptakan oleh I Ketut Mario sekitar tahun 1920an. I Ketut Mario memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gong Belaluan yang ketika itu masih di bawah pimpinan dan asuhan I Made Regog.

Sementara itu, penampilan Sekaa Gong Sengguan menyajikan empat garapan, masing-masing Lelambatan Tabuh Enem Galang Kangin Rangkep, Pengelemar Topeng Tua, Tabuh Kreasi Eka Cita danTari Kreasi Semara Buana.

Sejak tahun 1929 diawali dengan adanya seperangkat Gamelan Gong Kebyar di Banjar Adat Sengguan, terbentuklah Sekaa Gong yang diberi nama Sekaa Gong Sengguan. Pada Tahun 1954 bertempat di Puri Agung Gianyar, oleh Raja Gianyar pada saat itu, Sekaa Gong Sengguan diberi nama Sekaa Gong Semara Sandhi.

Sekaa Gong Semara Sandhi merupakan Sekaa Gong “Sebunan” yang berarti seluruh sekaa beranggotakan krama dari satu Banjar yaitu Banjar Adat Sengguan Kawan Gianyar, Desa Adat Gianyar,Kelurahan Gianyar, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Prestasi yang dimiliki oleh Sekaa Gong Semara Sandhi Banjar Adat Sengguan Kawan Gianyar meraih juara I Festival Gong Kebyar Utsawa Merdangga Provinsi Bali Tahun 1968, Juara I Festival Topeng Utsawa Merdangga Provinsi Bali Tahun 1976, sebagai pengiring karawitan pada pagelaran Sendratari Kolosal “Ki Kebo Iwa” dalam Pesta Kesenian Bali ke IX (sembilan) tahun 1987. Juara I Festival Gong Kebyar Pria Dewasa dalam ajang Pesta Kesenian Bali X Tahun 1988. *