PKM Unwar Buat Buku tentang Pura Paibon Dalem Tangkeban Kerobokan Badung

Ketua Tim PKM Unwar, Dr. Anak Agung Gede Raka, M.Si., mewawancarai pengempon Pura Paibon Dalem Tangkeban, Kerobokan Badung, dalam upaya menyusun buku.

Denpasar (Lokapalanews.com) – Sejarah merupakan hal yang tidak boleh dilupakan dan harus dituturkan kepada generasi penerus agar, mereka juga mengerti tentang sejarah. Seperti halnya sejarah berdirinya Pura Paibon Dalem Tangkeban, Kerobokan Badung, berupaya diwariskan oleh generasi terdahulu kepada generasi sekarang dan generasi penerus lewat sebuah buku.

Membantu upaya pelestarian budaya dan pencatatan sejarah, Tim Program Kemitraan Masyarakat ( PKM) Universitas Warmadewa ( Unwar) menggelar pengabdian di Pura Paibon Dalem Tangkeban, Kerobokan Badung. Tim PKM Unwar membantu dalam pembuatan dokumen berupa buku tentang Pura tersebut lengkap dengan plutuk upakara dan tata cara upacara piodalannya.

Ketua Tim PKM Unwar, Dr. Anak Agung Gede Raka, M.Si., ditemui di Kampus Biru, Senin (17/7) menuturkan, Pura Paibon Dalem Tangkeban, Kerobokan Badung memiliki sejarah panjang, yang membutuhkan pencatatan. Hal tersebut dikatakan berkaitan erat dengan berbagai adat dan tradisi Agama Hindu.

“Dalam perjalanan waktu panjang sejak Abad 8 Masehi hingga memasuki era digitalisasi Abad 21 ini, niscaya tidak sedikit cobaan dan tantangan yang dilalui Agama Hindu di Bali. Namun karena sifat fleksibel yang dimiliki yaitu menyesuaikan dengan ruang, waktu, dan keadaan sehingga bertahan hingga saat ini, ” tuturnya.

Walaupun demikian, sambungnya, dalam menghadapi era digitalisasi saat ini perlu dihadapi dengan extra hati-hati. Era pariwisata global yang menjadikan Bali sebagai daerah tujuan wisata international karena memiliki kekhasan budaya, adat, tradisi, dan Agama Hindu dengan tatacara upacara keagamaan sebagai rohnya, perlu dikawal dan dijaga keutuhannya sehingga hidup berkelanjutan.

Budaya, adat, tradisi sebagai pilar kekuatan Agama Hindu harus diperkuat di tengah-tengah derasnya arus budaya global. Salah satu upaya menjaga keajegan Hindu khususnya tempat suci, keberlanjutan agar tidak dianggap sebagai gugon tuwon akan lebih baik dilengkapi dengan pembuatan dokumen berupa buku, purana, prasasti dan semacamnya sebagai warisan kepada anak cucu ke depan.

“Mengingat pentingnya dokumen tersebut, maka kami dalam kegiatan PKM ini membantu pengempon pura dalam pembuatan buku sebagai bukti sejarah yang dapat dipelajari oleh generasi penerus, ” katanya. *