Tekno  

BRIN Dorong Minat Industri di Bidang Bioteknologi

Focus Group Discussion (FGD) dengan topik "Research and Commercialization of Biology Product using mRNA Platform" di ajang Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2023, Sabtu (23/9).

Jakarta (Lokapalanews.com) – Direktur Pemanfataan Riset dan Inovasi pada Industri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mulyadi Sinung Harjono mengatakan perkembangan penelitian industri bioteknologi tidak lagi didominasi oleh penelitian pemerintah. Akan tetapi telah bergeser dengan meningkatnya jumlah pemain swasta dan industri di tingkat global.

“Ini sejalan dengan transformasi kelembagaan riset di BRIN yang mendorong implementasi kebijakan penelitian industri dari pemimpin ekosistem industri tradisional oleh pemerintah pada zamannya, yaitu semakin banyaknya partisipasi industri dalam kegiatan penelitian,” kata Mulyadi dikutip dari laman BRIN, Jakarta, Senin (25/9).

Saat Focus Group Discussion (FGD) dengan topik “Research and Commercialization of Biology Product using mRNA Platform” di ajang Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2023, Sabtu (23/9) lalu di Gedung Innovation Convention Center (ICC), Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Mulyadi mengatakan, istilah penelitian menunjukkan kepada kita pentingnya peneliti.

“Di sini kita memiliki peneliti dari industri (dipimpin oleh PT Etana R & D), ada pula peneliti dari kampus (dipimpin oleh Universitas New South Wales), dan peneliti dari pusat penelitian (dipimpin oleh Peneliti Pusat Riset di BRIN). Kami berharap, keluaran penelitian dapat disampaikan dalam bentuk pertukaran orang ke orang antar negara, makalah jurnal, kekayaan intelektual dan kolaborasi dengan industri setelahnya,” tuturnya.

Ia menyebutkan syarat komersialisasi lebih menunjukkan kewajiban industri. “Kami mengetahui dalam hal ini PT Etana Biotechnologi Indonesia akan menjadi salah satu industri yang dapat memimpin kita untuk komersialisasi produk para peneliti. Selanjutnya untuk produk, bisa jadi dan akan didistribusikan ke pasar,” tambah Mulyadi.

Lebih jauh Mulyadi mendeskripsikan beberapa kegiatan dan strategi skema utama, yakni: Pertama, Kolaborasi Industri. Indonesia mendorong kolaborasi antar instansi pemerintah, swasta perusahaan, dan mitra internasional untuk mempromosikan inovasi dan teknologi transfer di sektor bioteknologi.

Kedua, Program Inkubasi dan Akselerasi. Pemerintah Indonesia dan sektor swasta mendukung inkubasi dan program akselerasi yang menyediakan dana, bimbingan, dan sumber daya untuk startup dan pengusaha di sektor bioteknologi. Program-program ini mendorong inovasi dan kewirausahaan di bidang yang berhubungan dengan bioteknologi.

Ketiga, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Indonesia menyadari pentingnya mengembangkan tenaga kerja terampil bagi masyarakat sektor bioteknologi. Negara ini berinvestasi dalam program pendidikan dan kolaborasi dengan universitas dan lembaga penelitian untuk melatih ilmuwan, insinyur, dan teknisi yang berspesialisasi dalam disiplin ilmu yang berhubungan dengan bioteknologi. *