Daerah  

Gipang Merah, Jajanan Tradisional yang tetap Favorit

GIPANG MERAH - Jajan gipang merah merupakan salah satu jajanan tradisional yang cukup favorit khususnya di Loloan, Jembrana. Jajanan ini dibuat dan dikembangkan generasi penerusnya dengan cara yang sama sehingga cita rasanya tetap terjaga.

Jembrana (Lokapalanews.com) – Gipang merah merupakan salah satu jajanan tradisional yang cukup favorit khususnya di Loloan, Jembrana. Sejak dahulu, jajanan ini terus dibuat dan dikembangkan generasi penerusnya dengan cara yang sama sehingga cita rasanya tetap terjaga.

Proses pembuatan gipang merah ini memerlukan banyak tenaga dan waktu, karena masih menggunakan cara tradisional dalam pembuatannya. Sejumlah ibu-ibu di area sekitar Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali, memasak gula merah, menggoreng, mencetak, dan mengemas ratusan kemasan dengan pola pengepakan secara tradisional.

Gipang merah ini dijual dengan harga Rp 5.000 dengan isi 12 buah jajan. Selama kurang lebih setengah abad, Musyarofah (60 tahun) telah menjalani bisnis rumahan produksi jajanan tradisional tersebut. Ia mengaku mendapatkan ilmu membuat gipang merah dari orang tuanya dan melanjutkan warisan tersebut hingga sekarang.

Proses pengolahan gipang merah dimulai dengan mencuci beras dan mengeringkannya selama beberapa hari. Kemudian beras kering digoreng bersama dengan gula merah yang telah dihaluskan. Setelah bahan tersebut digoreng, beras ditumbuk hingga lembut, lalu dicetak menjadi bentuk persegi kecil. Setelah dicetak, Gipang Merah dibungkus dengan kantung plastik dan nyala lilin yang disulut untuk merekatkan kantung plastik tersebut.

Berkat kerja keras Hj. Musyarofah, bisnis kecilnya sudah berkembang dan mendapatkan label halal serta nama Rajawali sebagai merek produk jajanan gipang merah besutannya. Usahanya bisa menghasilkan ratusan kemasan dalam satu produksi berdasarkan pesanan yang masuk. Jumlah produksinya mencapai 250 ikat kemasan dan seringkali jumlah tersebut meningkat di hari-hari raya seperti Galungan dan Kuningan.

Meski gipang merah merupakan makanan tradisional, kini Musyarofah berusaha mengembangkan produk-produk baru dari bahan dasar ketan dan beras untuk menyesuaikan dengan selera pasar. Ia berharap agar keberadaan dan kelezatan jajanan warisan ini tetap dipertahankan dan dikenal oleh generasi muda pada masa mendatang. *