Jakarta (Lokapalanews.com) – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) memfasilitasi kegiatan business matching bagi pelaku bisnis di empat klaster yakni subsektor kriya, agriculture/aquaculture, digital aplikasi, serta fesyen dan kecantikan dalam acara Cerita Nusantara: Unveiling the Essence of Indonesia Artistry.
“Khusus untuk sektor kriya diikuti oleh 15 peserta yang antara lain berasal dari Bandung, Banda Aceh, Cirebon, Lombok Timur, Sedang Bedagai, Tanah Datar, dan Surakarta,” kata Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, Siti Azizah, dalam keterangannya, Kamis (30/11/2023).
Untuk sektor agriculture/aquaculture diikuti oleh 38 peserta yang antara lain berasal dari Malang, Banjarnegara, Musi Banyuasin, Pati, Ngada, Mataram, Bogor, Tangerang, dan Surabaya.
Sementara sektor digital aplikasi diikuti 40 peserta yang antara lain berasal dari Medan, Semarang, Denpasar, Sleman, Sukabumi, dan Garut. Untuk sektor fesyen dan kecantikan diikuti oleh 28 peserta yang antara lain berasal dari Pemalang, Bandung, Surakarta, Jakarta Selatan, dan Banda Aceh.
“Para peserta start-up atau wirausaha ini akan dipertemukan dengan sejumlah investor. Tujuannya agar bisnis mereka bisa naik kelas, salah satunya karena mereka mendapatkan pendanaan sesuai kebutuhan,” kata Azizah.
Ia mengungkapkan, dalam gelaran Cerita Nusantara, Kemenkop UKM juga mengundang pihak asing agar pesan yang ingin disampaikan bahwa Indonesia, terutama untuk kriya dan wastranya sudah siap untuk menembus pasar global.
Dua sektor terakhir, kata Azizah, menjadi prioritas yang turut dikembangkan KemenkopUKM karena kriya dan wastra merupakan klaster usaha terbesar di Indonesia.
Di sisi lain, kriya dan wastra juga sudah menjadi bagian perjalanan dari acara Cerita Nusantara. Selama dua tahun, KemenkopUKM telah mendampingi kurang lebih 10.000 wirausaha di bidang kriya dan wastra.
Dengan business matching ini, Azizah optimistis program business matching yang dilakukan KemenkopUKM bisa berkembang. Terlebih program ini sudah dijalankan sejak lama, tak hanya berlaku untuk event Cerita Nusantara saja.
Business matching yang dilakukan untuk sektor kriya, kata Azizah, bisa mendorong program Entrepeneur Hub, klaster fesyen dan kecantikan juga bisa mendorong program Entrepreneur Development.
Selain itu sektor pertanian bisa mendorong program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF), sementara bidang digital aplikasi bisa mendorong program digitalisasi start-up.
Khusus untuk program EFF yang sudah dirilis pada 2023 oleh Deputi Bidang Kewirausahaan, hingga 27 November 2023 telah memfasilitasi pendanaan bagi 253 start-up sebesar Rp83,2 miliar.
Angka ini melampaui target tahun 2023 sebesar Rp 30 miliar atau naik 278 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Azizah merinci, sebanyak Rp24,8 miliar pendanaan diberikan kepada 208 start-up oleh Fintech P2P.
Kemudian sebanyak Rp1,95 miliar diberikan kepada 14 start-up lewat KUR, sebanyak Rp21,3 miliar diberikan kepada lima start-up dalam bentuk equity, dan sebesar Rp35,2 miliar diberikan kepada 26 start-up dalam bentuk pinjaman.
Azizah mengungkapkan, Kemenkop UKM melibat empat corporate accelerator dalam menjalankan business matching. Keempat corporate accelerator tersebut adalah MBN Consulting, ARQAM, SIGER, dan LBS Urun Dana. *