Jakarta (Lokapalanews.com) – Indonesia dan Korea Selatan terus memperkuat kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dan berdaya saing global. Kolaborasi ini direalisasikan antara Kementerian Perindustrian RI dengan Korea Tomorrow & Global (KT&G) Scholarship Foundation.
KT&G merupakan perusahaan Korea Selatan yang bergerak di sektor industri makanan dan minuman, obat-obatan, hingga produk herbal. Yayasan Beasiswa KT&G merupakan wujud program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan tersebut.
“KT&G bertekad mendorong pembangunan SDM industri kita yang kompeten dengan mengalokasikan dana CSR sebesar Rp499.650.000 untuk membantu mahasiswa di kampus lingkungan Kemenperin,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Kamis (25/1).
Kepala BPSDMI menyambut baik dan mengapresiasi KT&G yang berkomitmen mengalokasikan dananya untuk memfasilitasi para mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu di Politeknik maupun Akademi Komunitas (Akom) Kemenperin. “Terdapat 134 penerima beasiswa yang akan digunakan untuk biaya studi mahasiswa,” ujarnya
Perjanjian kerja sama kedua belah pihak ini telah ditandatangani di Gedung PIDI 4.0, Jakarta, beberapa waktu lalu. Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan SDM Aparatur BPSDMI Kemenperin, Restu Yuni Widayati menyampaikan kepada para penerima beasiswa dari KT&G, agar dapat memanfaatkan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
“Penyelenggaraan pendidikan vokasi industri di lingkungan Kemenperin, saat ini telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi secara nasional. Tidak saja karena program studinya yang spesialis, juga karena link and match yang kuat dengan dunia usaha industri, sehingga seluruh lulusannya dapat terserap di industri dalam waktu kurang dari satu tahun,” papar Restu.
Pembangunan SDM industri kompeten dan berdaya saing tersebut diselenggarakan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi pada 29 satuan kerja Pendidikan dan Pelatihan di bawah BPSDMI Kemenperin, yang terdiri dari sembilan SMK, 13 Politeknik dan Akademi Komunitas serta tujuh Balai Diklat Industri yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
Sepanjang tahun 2023, unit pendidikan di lingkungan Kemenperin telah mencetak 5.673 lulusan, dengan rincian 87,34% dari 2.163 lulusan SMK serta 74,04% dari 3510 lulusan Politeknik dan Akom yang sudah terserap di dunia kerja ketika lulus. Untuk lulusan lainnya, masih dalam proses perekrutan pada masa tunggu maksimal selama enam bulan.
“Kami berharap beasiswa ini akan berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang, dan dapat diperluas cakupannya tidak hanya untuk mahasiswa Politeknik atau AKom, tetapi juga untuk siswa-siswi pada jenjang SMK,” imbuh Restu. *