Nilai Ekspor Ekraf Ditargetkan Naik hingga 28 Miliar Dolar AS

Menparekraf Sandiaga Uno saat membuka kegiatan Kelas Ekspor AKI dengan tema "Pelatihan Manajemen Ekspor Impor dengan Simulasi", Jumat (1/3) di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Jakarta Barat.

Jakarta (Lokapalanews.com) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan kontribusi sektor khususnya dari sisi ekspor mampu mencapai 28 miliar dolar AS tahun ini demi mendorong terciptanya peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas.

“Nilai tambah ekonomi kreatif (tahun) 2023 telah menembus Rp1.415 triliun, di atas target Rp1.300 triliun. Tapi kita punya PR (pekerjaan rumah) untuk nilai ekspor ekonomi kreatif di mana ini peluangnya lebih besar sebetulnya,” kata Menparekraf Sandiaga saat membuka kegiatan Kelas Ekspor AKI dengan tema “Pelatihan Manajemen Ekspor Impor dengan Simulasi”, Jumat (1/3) di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Jakarta Barat.

Peluang peningkatan nilai ekspor tersebut tidak lepas dari menguatnya tingkat daya saing produk-produk ekonomi kreatif pelaku UMKM tanah air. Seperti yang dicapai para peserta program Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) yang merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf.

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenparekraf/Baparekraf, omzet para peserta AKI meningkat antara 15 hingga 30 persen.

“Sekitar 15-30 persen (peningkatan omzet) ini belum menghitung potensi ekspor,” kata Sandiaga.

Karenanya melalui pelatihan hasil kolaborasi Kemenparekraf dengan Kemendag ini diharapkan para peserta nantinya tidak hanya menjajaki pasar dalam negeri tapi juga menjadi juara di pasar mancanegara. Sehingga dapat mendukung target pencapaian nilai ekspor ekonomi kreatif tahun 2024.

“Pelatihan ini diharapkan menjadi investasi berharga bagi peserta terpilih yang merupakan para alumni AKI yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka,” kata Sandiaga.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2023 secara akumulatif mengalami surplus sebesar 36,93 miliar dolar AS. Begitu juga dengan neraca perdagangan periode januari 2024 yang kembali mencatat surplus sebesar 2,02 miliar dolar AS. Hal ini memperpanjang catatan surplus sejak Mei 2020 atau surplus selama 45 bulan secara berturut-turut.

“Indonesia surplus besar sekali, tapi komoditasnya masih hanya yang selama ini mendominasi, belum disentuh dengan produk-produk kita yang lain seperti ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya, dan fesyen,” kata Sandiaga.

Ia berharap dengan meningkatnya nilai ekspor produk ekonomi kreatif akan berdampak pada penguatan ekonomi dan terciptanya lapangan kerja masyarakat.

“Selain ekspor produk ekonomi kreatif dan nilai tambah ekonomi kreatif, yang terpenting juga adalah lapangan kerja yang kita harus ciptakan sampai 25 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif. Dan merekalah (peserta pelatihan/UMKM) yang akan menciptakan lapangan kerja,” kata Menparekraf Sandiaga.

Terkait negara tujuan ekspor, Menparekraf berpesan agar nantinya para pelaku ekraf dapat menyasar pasar non tradisional. Yakni negara-negara yang potensial secara ekonomi dan prospektif untuk menjadi tujuan pasar bagi Indonesia, seperti negara-negara di kawasan Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, Asia Selatan dan Tengah dan Pasifik Selatan.

“Kita harus mendiversifikasi ini sehingga pasar-pasar yang belum tersentuh, apalagi Afrika ini pasar yang peluangnya sangat luar biasa sebagai pasar produk ekonomi kreatif,” ujar Sandiaga.

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Muhammad Neil El Himam, mengatakan Kemenparekraf ingin selalu memberikan fasilitasi demi membantu pengembangan usaha para pelaku ekraf, khususnya alumni AKI ke jenjang yang lebih tinggi yakni memasuki pasar internasional.

Penyelenggaraan AKI selama tiga tahun belakangan telah mengumpulkan sebanyak 1.200 pelaku ekraf yang terdata sebagai alumni AKI.

“Secara garis besar, kelas ekspor ini adalah investasi berharga bagi pelaku ekraf yang ingin memasuki pasar ekspor atau meningkatkan operasi ekspor mereka. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, pelaku ekraf dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan mencapai sukses dalam usahanya memasuki pasar internasional,” ujar Neil.

Kegiatan Kelas Ekspor diawali dengan proses pendaftaran pada 5-11 Februari 2024 khusus bagi para alumni AKI tahun 2021-2023. Sebanyak 112 pelaku mendaftar dengan rincian 28 jenama fesyen, 53 jenama kuliner, dan 31 jenama kriya.

Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan proses kurasi pada 19 Februari 2024 oleh seorang praktisi ekspor, Mohammad Andriza Syarifudin sebagai kurator peserta.

Kurator melakukan proses kurasi sesuai dengan kriteria penilaian dan penjurian yang mengacu pada kriteria/ketentuan dari Pusat Pelatihan SDM Ekspor Jasa Perdagangan, Kementerian Perdagangan, dan terpilih sebanyak 40 pelaku ekraf sebagai peserta Kelas Ekspor AKI 2024.

Peserta terpilih akan diikutsertakan pada pelaksanaan Kelas Ekspor AKI “Manajemen Ekspor Impor Plus Simulasi” yang dilaksanakan pada 1-8 Maret 2024 di Pusat Pelatihan SDM Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Kementerian Perdagangan, Jakarta.

“Kami berharap melalui kegiatan ini dapat membantu mempermudah pelaku ekraf, khususnya alumni AKI, dalam melakukan proses ekspor produk, baik dari segi pengetahuan, perizinan dan kebutuhan negara tujuan,” kata Neil.

Sementara Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim, mengatakan PPEJP merupakan pusat pelatihan ekspor yang saat ini telah melahirkan lebih dari 80 topik pelatihan dari level dasar sampai dengan pelatihan berdasarkan produk, market, dan lainnya.

“Salah satu keunggulan di sini adalah materi yang sangat komprehensif dan didukung oleh tenaga pengajar yang hampir semuanya merupakan praktisi dengan kompetensi di bidangnya masing-masing,” ujar Isy.

Ia kemudian berharap agar para peserta pelatihan nantinya dapat berkolaborasi lebih jauh dimana Kemendag memiliki 46 perwakilan perdagangan di berbagai negara.

“Kami berharap pelaku peserta pelatihan dapat mengoptimalkan perwakilan tersebut untuk melakukan penetrasi dan perluasan pasar,” kata Isy. *