Kolom  

Program ADEM, Langkah Nyata Merdeka Belajar di Papua

Provinsi Papua dan Papua Barat menjadi prioritas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) unthk menerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM). ANTARA FOTO
Sebanyak 6.817 pelajar SMA dan SMK lulus melalui program ADEM, baik dari Papua dan Papua Barat, daerah khusus atau 3T, dan anak-anak repatriasi di Malaysia. Program ADEM membuka peluang besar bagi siswa Papua dan Papua Barat untuk meraih pendidikan berkualitas.

Pemerataan akses pendidikan dalam Program Merdeka Belajar menjadi prioritas pemerintah. Program afirmasi bagi para siswa tak mampu atau daerah yang tertinggal menjadi sebuah keniscayaan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Provinsi Papua dan Papua Barat menjadi prioritas dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) menjadi program prioritas tersebut. Sebanyak 443 siswa asal Papua dan Papua Barat yang mengikuti Program ADEM Angkatan Tahun 2021, pada 10 Juni 2024 telah kembali ke daerahnya masing-masing. Selama tiga tahun, 443 siswa tersebut telah menempuh pembelajaran, baik di jenjang SMA dan SMK di enam provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Bali.

Dari sejumlah 443 siswa ADEM, sebanyak 155 siswa dilepas secara resmi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di Gedung A Kompleks Kemendikbudristek. Siswa lainnya, melakukan proses pemulangan di Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali. Para siswa akan kembali ke Papua melalui beberapa kota di Papua, yakni di Sorong, Manokwari, Jayapura, Nabire, Wamena,Timika, dan Merauke.

Pada kesempatan itu, Menteri Nadiem berharap, bekal pembelajaran dan pengalaman bersekolah di sejumlah kota di Jawa yang diterima para siswa ADEM bisa dipergunakan dengan baik. Tentunya agar mereka dapat melakukan perubahan di daerah asalnya masing-masing, menyebarluaskan manfaat yang telah diterima dan menjadikannya sebagai batu loncatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik akademik maupun vokasi.

“Saat ini, ada banyak dihadirkan inisiatif dari Kemendikbudristek untuk mendorong para siswa melanjutkan pendidikan ke yang perguruan tinggi berkualitas seperti melalui Beasiswa Indonesia Maju, LPDP, KIP Kuliah, ADik, dan sebagainya,” ungkap Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Selama beberapa tahun terakhir, Kemendikbudristek telah meluluskan sebanyak 6.817 pelajar SMA dan SMK melalui program ADEM, baik itu yang berasal dari Papua dan Papua Barat, daerah khusus atau 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), dan anak-anak repatriasi di Malaysia.

Gabriela Joanne Iriani Ondi, alumnus beasiswa ADEM 2021-2024 asal Nabire, Papua Tengah, mengatakan, melalui program ADEM, dirinya bisa merasakan pendidikan yang layak seperti anak-anak yang berada di luar wilayah Papua.

Gabriela mengaku merasakan perubahan baik terhadap kondisinya setelah mengikuti program ini. “Sebelum mengikuti program ini, pikiran saya masih tergolong sempit. Ketika saya sudah keluar dari wilayah Papua dengan mengikuti program ADEM, mendapatkan pendidikan yang layak dan berada di kota besar, pikiran saya menjadi lebih terbuka. Saya mendapatkan banyak sekali hal baru yang bisa diterapkan nanti ketika pulang. Ada ilmu baru yang saya dapatkan, baik dari pendidikan maupun non pendidikan. Sehingga ketika saya kembali lagi ke Papua, hal-hal positif itu dapat saya terapkan ke provinsi saya,” terangnya.

Hal serupa diutarakan Everth Ayandiso Mirino. Siswa asal Sorong, Papua Barat, yang bersekolah di SMKN 1 Kragilan, Banten, ini bersyukur dapat mengikuti program ADEM. Dengan mengikuti program ini, Evert berkesempatan mengikuti banyak kegiatan yang membuka wawasannya.

Evert mengaku awalnya takut bersosialisasi karena khawatir akan diskriminasi. Setelah tiga tahun, Everti sudah berani berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Menurutnya, teman-temannya di SMKN 1 Kragilan, Banten, sangat ramah dan baik hati.

Adapun, Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Adhika Ganendra menyampaikan bahwa pada 2024 ini terdapat sekitar 1.200 peserta didik yang mengikuti program ADEM, dengan 500 di antaranya berasal dari Papua. Untuk itu, ia berharap agar seluruh penerima ADEM 2024 dapat menyelesaikan program pendidikan dengan baik.

“Dibutuhkan semangat dan tekad yang tinggi untuk menyelesaikan program pendidikan ini. Penting untuk memiliki pola pikir yang kuat dan keyakinan bahwa kalian mampu dan bisa menyelesaikan pendidikan ini hingga selesai,” tutur Adhika saat menyambut 100 siswa ADEM asal Papua yang bersekolah di Banten, Sabtu (13/7/2024).

Salah satu penerima ADEM 2024, Yasir Yusuf Caisar Watora, siswa asal Kabupaten Kaimana, Papua Barat, merasa bangga bisa bersekolah di tempat baru melalui beasiswa ADEM. Baginya, kesempatan ini akan dimanfaatkan untuk menekuni pembelajaran hingga ke perguruan tinggi.

Yusuf menilai bahwa beasiswa ADEM merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak Papua untuk belajar di lingkungan dan sekolah baru. Ia berharap program beasiswa ADEM dapat terus berlanjut sehingga lebih banyak anak Papua memiliki kesempatan untuk mengejar mimpi dan cita-cita mereka.

Dari 500 siswa asal Papua yang mendapatkan beasiswa ADEM, sebanyak 170 siswa bersekolah di SMA/SMK di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Mereka mendapatkan Pembinaan Pendidikan Kebangsaan di Kota Bandung pada 8–12 Juli 2024. Selain di Kota Bandung, kegiatan ini juga serentak diselenggarakan di tiga lokasi lainnya yaitu Malang, Magelang, dan Denpasar.

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Sumber: indonesia.go.id