Efisiensi Jadi Paradigma Baru Pengelolaan Anggaran Tepat Sasaran

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga, saat memimpin Rapat Kerja Komisi VII dengan mitra BSN, LKBP Antara, LPP RRI, dan LPP TVRI, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (13/2). Foto: Mentari/vel

Jakarta (Lokapalanews.com) – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga mengatakan bahwa pemotongan anggaran dari kebijakan efisiensi itu justru bisa menjadi hikmah dalam menjalankan roda pemerintahan, karena efisiensi itu akan menimbulkan paradigma baru bahwa anggaran yang digunakan harus tepat sasaran.

Menurut dia, pemerintah pun sudah menginstruksikan agar pemotongan anggaran dilakukan terhadap aspek-aspek tertentu, contohnya alat tulis kantor dan perjalanan dinas. Untuk itu, dia pun meminta agar pemotongan anggaran tetap berada di dalam koridor tersebut, bukan justru memotong anggaran belanja pegawai yang menimbulkan pemecatan.

“Bahwa perjalanan bapak-bapak yang mungkin tadinya dikurangi, ya itu fungsi efisiensi, kita tahu efisiensi ada berbagai komponennya,” kata Lamhot dalam Rapat Kerja Komisi VII dengan mitra BSN, LKBP Antara, LPP RRI, dan LPP TVRI, di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (13/2).

Di sisi lain, Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay pun meminta agar Sarana Publikasi, seperti TVRI, RRI, dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara untuk lebih kreatif dalam meningkatkan pendapatan. Saleh menekankan bahwa lembaga-lembaga ini harus memiliki strategi inovatif agar dapat berkembang dan tidak bergantung sepenuhnya pada anggaran negara.

“Saya apresiasi kinerja empat mitra kami, terutama BSN dan Antara. Namun, saya ingin mendorong agar lembaga-lembaga ini bisa lebih besar. Jangan hanya mengandalkan anggaran yang ada,” ujar politisi Fraksi PAN ini, dilansir Parlementaria.

“Kalau kita lihat, Antara sudah bisa menghasilkan Rp 548 miliar. Itu bukan angka kecil, tapi bagaimana cara meningkatkannya lagi, terutama dengan menggandeng mitra swasta,” katanya.

Saleh juga menyoroti bahwa TVRI dan RRI selama ini kalah bersaing dengan media swasta. Menurut dia, lembaga penyiaran publik harus lebih inovatif dalam mencari pendapatan agar tetap relevan di tengah persaingan industri media.

“TVRI dan RRI perlu berbenah. Saya bandingkan dengan TV dan radio swasta, mereka tetap bisa bertahan bahkan semakin kuat. Kita akan mencari formulasi baru agar TVRI dan RRI bisa lebih kreatif dan berkembang,” ujarnya. *R103