Jakarta (Lokapalanews.com) – Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan bahwa sektor pariwisata dapat menjadi pertahanan ekonomi nasional di tengah tekanan tarif dagang dari Amerika Serikat (AS).
Pernyataan ini menanggapi kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kebijakan tersebut dinilai berpotensi menekan kinerja ekspor nasional.
“Ketika ekspor barang terkena tarif tinggi, kita harus memaksimalkan sektor lain yang tidak berdampak langsung, seperti pariwisata. Ini adalah bentuk ekspor jasa yang mampu menghasilkan devisa tanpa hambatan tarif,” ujar Menpar Widiyanti, Jumat (4/4).
Menurutnya, pariwisata dapat menjaga stabilitas nilai tukar dan memperkuat cadangan devisa negara. Ia mengajak seluruh pelaku industri untuk bersinergi memanfaatkan peluang ini melalui pendekatan yang terintegrasi.
Menpar menyampaikan tiga strategi utama yang disiapkan pemerintah untuk mengoptimalkan peran pariwisata dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional.
Pertama, menjadikan pariwisata sebagai ekspor jasa unggulan. Dengan kekayaan budaya dan alam yang melimpah, Indonesia mempunyai potensi besar untuk menarik wisatawan mancanegara. Namun sebarannya masih belum merata. Perlunya peningkatan infrastruktur, SDM, dan promosi yang lebih menyeluruh.
Kedua, penguatan peran UMKM dan ekonomi lokal di sektor pariwisata. Kementerian terus mendorong pengembangan desa wisata agar manfaat ekonomi bisa dirasakan hingga ke tingkat akar rumput.
Ketiga, fokus pada pengembangan pariwisata berkualitas tinggi. Targetnya bukan hanya jumlah kunjungan, melainkan meningkatkan belanja wisatawan dengan menghadirkan pengalaman yang lebih eksklusif, seperti wisata maritim, gastronomi, dan wellness.
Dengan langkah-langkah tersebut, Menpar optimistis pariwisata akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang tahan terhadap guncangan global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di peta pariwisata dunia. *R104