Iklan Berganti

Kurban tanpa Sampah, Yayasan Al Hikmah Joglo Aksi Nyata

Yayasan Al Hikmah Joglo Denpasar kembali mengukuhkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dengan menggelar praktik langsung pengolahan limbah kurban ramah lingkungan, Minggu (25/5).

Denpasar – Yayasan Al Hikmah Joglo Denpasar kembali mengukuhkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dengan menggelar praktik langsung pengolahan limbah kurban ramah lingkungan. Acara yang berlangsung Minggu (25/5) di Musholla Al Hikmah Joglo ini menjadi tindak lanjut dari sosialisasi teori pekan sebelumnya, memastikan umat Muslim di Denpasar siap menjalankan Idul Adha tanpa mencemari alam Bali.

Ketua MUI Kota Denpasar, Drs. KH. Saefudin Zaeni, M.Pd.I., turut hadir membuka kegiatan yang dihadiri perwakilan masjid dan musholla se-Kota Denpasar.

Ketua Yayasan Al Hikmah Joglo, Haji Maskuron, menegaskan pentingnya perubahan pola pikir dalam penanganan limbah kurban. “Limbah seperti kotoran atau isi perut sering dibuang sembarangan. Kami mengajak semua masjid untuk memiliki visi yang sama dalam mengelola limbah kurban,” ujarnya.

Menurut Haji Maskuron, kurban boleh dilaksanakan, namun bukan berarti mencemari lingkungan. “Jangan sampai Idul Adha justru merusak air, udara, dan tanah Bali,” tegasnya.

Dalam praktik ini, peserta diajarkan membuat ozaki kompos dari limbah kurban. Selain itu, Yayasan Al Hikmah Joglo juga memanen hasil eco-enzym yang telah diproduksi sejak 17 Agustus 2024. Eco-enzym ini kemudian dibagikan kepada para peserta, menunjukkan hasil nyata dari upaya pengelolaan limbah organik.

Haji Maskuron berharap, kegiatan ini akan menyebarkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan alam Bali. “Semoga ini menjadi gerakan kolektif dalam mencintai alam Bali,” pungkas Haji Maskuron sambil tersenyum, menunjukkan optimisme terhadap dampak positif yang akan dihasilkan.

Yayasan Al Hikmah Joglo berkomitmen untuk terus mendampingi umat Muslim dalam pengolahan kompos. Upaya ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan lama yang kurang tepat dalam membuang limbah. Dengan demikian, perayaan Idul Adha dapat berjalan sesuai syariat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan Bali. *par

error: Content is protected !!