Padang (Lokapalanews.com) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung keberlanjutan gerakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Keberlanjutan gerakan tersebut dimulai dengan pengembangan ekosistem MBKM Mandiri dengan dukungan pemangku kepentingan serta sarana dan prasarana yang memadai.
MBKM Mandiri adalah sebuah bentuk dorongan kebijakan Kampus Merdeka yang mendorong perguruan tinggi untuk menjalankan program MBKM secara mandiri. Dalam implementasi MBKM Mandiri, perguruan tinggi menyelenggarakan, mendanai, dan mengeksekusi program MBKM tanpa pendampingan dari Kemendikbudristek. Tujuannya untuk membantu sebanyak-banyaknya mahasiswa dalam mendapatkan pengalaman di luar kampus demi persiapan karier di masa depan.
Sebagai tindak lanjut pencapaian strategis dan peningkatan pemahaman para pemangku kepentingan tentang program-program MBKM selama ini dan rencana MBKM Mandiri, Kemendikbudristek menyelenggarakan Kampus Merdeka Fair 2024 di Universitas PGRI Sumatera Barat, Padang.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah X, Afdalisma, mengatakan saat ini wilayah Sumatra Barat siap mengembangkan ekosistem MBKM Mandiri.
“Mulai 2022, kami terus belajar dalam menerapkan MBKM di perguruan tinggi. Hingga pada tahun ini, kami diberikan kesempatan melaksanakan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Harapannya kami dapat terus berkembang dan akhirnya dapat mengembangkan ekosistem MBKM Mandiri,” ujar Afdalisma, dalam keterangan tertulis dilansir InfoPublik, Sabtu (1/6).
Dalam mendukung pengembangan ekosistem MBKM Mandiri, LLDikti X mendukung perguruan tinggi dengan meningkatkan kemitraan dan kolaborasi dengan pemerintah daerah serta pemerintah provinsi.
Selain itu, berbagai dampak positif dari program MBKM menjadi bahan bakar untuk menguatkan terciptanya MBKM Mandiri Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono mengatakan program-program MBKM memberikan berbagai dampak bagi penerima manfaat.
“Dampak personal, misalnya mampu menjadikan penerima manfaat lebih percaya diri. Lalu dampak ekonomi, memberikan pengalaman kerja, sehingga gaji yang diterima nantinya akan meningkat lebih cepat. Selain itu ada dampak sosial, yaitu Kampus Mengajar menguatkan ke-Indonesiaan dalam mengeluarkan ide-ide di MBKM Mandiri,” ujar Gugup.
Ia juga menuturkan, saat ini terdapat lebih dari 3.000 prodi dan lebih dari 200 ribu mahasiswa berpartisipasi dalam program MBKM. Hingga bulan Januari tahun 2024, program-program MBKM telah diikuti lebih dari satu juta mahasiswa yang bergabung baik melalui program flagship maupun MBKM Mandiri. Sejalan dengan ratusan ribu mahasiswa yang berpartisipasi pada program-program ini, sebanyak 1.247 perguruan tinggi dari 34 provinsi telah ikut berkolaborasi pada penyelenggaraan program.
Partisipasi perguruan tinggi swasta dalam program unggulan MBKM di wilayah LLDikti X (Sumatra Barat) terus berkembang. Rina Widiyana, Wakil Rektor Universitas PGRI Sumatera Barat, menjelaskan program MBKM dapat diterima dengan baik setelah dilakukan sosialisasi secara masif.
“Untuk mendukung terlaksananya MBKM, kami terus berbenah, salah satunya mengenai kurikulum. Awalnya konversi dan rekognisi Sistem Kredit Semester menjadi kendala. Namun, dengan perlahan tapi pasti, pada akhirnya kami menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik dalam pelaksanaan MBKM di wilayah LLDikti X,” kata Rina.
Ia mengatakan, program MBKM berdampak pada kualitas pembelajaran di kampus, baik dari sisi mahasiswa maupun dosen. “Sesuai dengan tujuan MBKM, mewujudkan mahasiswa dengan kompetensi abad ke-21. Poin pertama dalam Tri Dharma Perguruan tinggi sudah terpenuhi berkat itu, seperti para dosen yang termotivasi membuat substansi materi di kelasnya,” ujar Rina.
Afdalisma, mengajak seluruh kepala LLDikti untuk mendukung pelaksanaan program MBKM. “Mari jalankan tugas kita sebagai fasilitator MBKM dan pastikan MBKM berjalan dengan maksimal,” katanya. *126