ADALAH Ida Bagus Saskara, pria 47 tahun bertutur kata pelan dan berlatar belakang media, harus menanggalkan welaka-nya menuju ke jalan spiritual. Jalan yang tak pernah terbesit dalam hidupnya meskipun kemelekatan pada trah griya melekat dalam dirinya. Perjalanan spiritual Tu Aji, demikian beliau dipanggil, dimulai dari tahun 2019. Sempat dirawat selama sepuluh hari di rumah sakit membuat tetangga rumah berkunjung untuk menengoknya.
“Saat masih diinfus, masih sadar tiang bisa mengetahui kehidupan tetangga tersebut apa masalah yang terjadi pada dirinya, sampai bisa memberikan solusi dan aneh sekali tiang bisa mengetahui hal tersebut,” katanya.
Dari sinilah mulai disadari ada sesuatu yang berbeda, namun Tu Aji masih menyimpannya. Selama satu tahun masa penyembuhan, Tu Aji masih mengalami masalah fisik. Berjalan layaknya orang mabuk, jalan sempoyongan bahkan kepala berat. Tu Aji merasa terbebani dan bingung menjalani hidup seperti itu.
Saat pulang ke rumah bajang, ibundanya di Gria Panti Jalan Setia Budi Denpasar, Sang Paman Tuaji Mangku Ida Bagus Widya, yang juga Pemangku Gede atau Jan Banggul di Pura Agung Jagatnata sedang sakit. Tu Aji diminta untuk mengantarkan ke dokter. Dari sinilah, Tu Aji untuk selanjutnya mengantarkan Sang Paman kemana pun beliau meminta.
Memasuki tahun 2020, saat pandemi berlangsung, Sang Paman Tu Aji Mangku Ida Bagus Widya sakitnya bertambah parah. Maag akut dan kesulitan pernafasan membuat Sang Paman pun mengalami kesulitan melaksanakan aktivitas di Pura Agung Jagatnata sebagai Pemangku Gede. Hal tersebut juga mendapatkan respons dari Kabagkesra Kota Denpasar, saat Tu Aji bersua di Pura Agung Jagatnata. Tu Aji saat itu masih beraktivitas di media sedang melakukan proses shooting bersama Wali Kota Denpasar yang kala itu dijabat Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra. Kabag Kesra juga baru mengetahui Tu Aji adalah cucu dari Ratu Peranda di Gria Panti. Saat itu Kabag Kesra menanyakan juga tentang keturunan atau kerabat dari Gria Panti yang bisa melanjutkan ngayah di Pura Agung Jagatnata, namun Tu Aji hanya bisa menjawab akan meneruskannya ke keluarga besar Gria Panti.
Di saat sedang mengantarkan Tu Aji Mangku Ida Bagus Widya berobat itulah dirinya ditanyakan apakah berkenan mengantikan posisi beliau sebagai Pemangku Gede. Terkejut dan menyadari kurang dalam bidang tersebut, Tu Aji hanya menjawab bahwa tidak mempunyai kemampuan dalam bidang itu dan meminta waktu untuk berpikir sejenak. Sakit yang mendera sang Paman kian keras, sehingga hal ini pun disampaikan dalam rapat keluarga. Kakak beliau dalam pertimbangan menyampaikan agar Tuaji menerima mandat Sang Paman, siapa tahu sakit yang dialami Tu Aji dapat disembuhkan bila ngayah.
“Percaya tidak percaya, entah kenapa tiang mengambil keputusan siap menggantikan. Di luar akal sehat, tiba tiba tiang punya inisiatif menyanggupi hal tersebut dan langsung tiang cari om (kakak) dan mengatakan ya, tiang siap ngayah ji dan mohon tuntunannya,” ungkap suami dari Mangku Istri Jro Puspa.
Kondisi Tuaji Mangku Ida Bagus Widya kian melemah dan akhirnya 4 Maret 2021, Jan Banggul Pura Agung Jagatnata meninggal dan digantikan Tu Aji Ida Bagus Saskara, yang merupakan keponakan beliau. Hal itu pun disampaikan ke Kesra Kota Denpasar. Tepat 26 Mei 2021, Rabu, Purnama Sadha, Hari Raya Waisak, Ida Bagus Saskara dan Jro Puspa melangsungkan pewintenan menjadi Jan Banggul-Pemangku Gede atau Pamucuk Pura Agung Jagatnata.
Dilema mengemban amanat mulai dialami. Jangankan jadi Pemangku Gede, pemangku biasa pun belum pernah sama sekali. Perlu perjuangan untuk memulainya. Begitu tiang cek di griya, tidak ada literatur atau SOP sebagai Pemangku. Jadi mulai dari nol, dan dibimbing Ratu Pedanda Istri Oka sekaligus ibu tiang secara bertahap . Akhirnya tiang berdoa di Betara Hyang Guru dan di Pura Agung Jagatnata untuk nunas tuntunan agar bisa menjadi pemangku yang baik dan benar,” ungkap Tu Aji Mangku
Memantapkan keilmuan dalam kepinanditaan Tu Aji Mangku juga mengikuti pelatihan bersama di Pasraman Dharma Wasistha yang berada di desa Mas Ubud dan dikelola oleh Perkumpulan Darmopadesa Pusat Nusantara. Tak sampai di situ, Tuaji Mangku kini tercatat sebagai Mahasiswa semester 3 di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, Fakultas Brahma Widya Jurusan Kepanditaan dan mendapatkan beasiswa.
“Adanya landasan pendidikan kepemangkuan membuat makin mantap menjalankan tugas sebagai Jan Banggul di Pura Agung Jagatnata sehingga yang tadinya kurang percaya dengan keberadaan tiang sekarang berbalik mendukung keberadaan tiang,” ungkapnya lirih.
Tak terasa empat tahun Tu Aji Mangku menjadi Jan Banggul di Pura Agung Jagatnata, banyak peristiwa yang dialaminya, di antaranya pemedek yang meminta didoakan, orang asing yang nunas tamba di Pura Agung Jagatnata, serta takjubnya Istri Wakil Perdana Menteri Malaysia atas keagungan Pura Agung Jagatnata. Terlepas dari kehidupan sebagai Jan Banggul Pura Agung Jagatnata, bulan Juni 2024, griya yang terletak di Jalan Drupadi Denpasar, terlalap api sebanyak 2 kali. Menerima dengan iklas dan mempercayai bahwa kebakaran adalah menghilangkan keletehan dan kekotoran di griya. “Titiang sudah ikhlas,, semoga bisa membangun griya kembali,” ujar kakiang tiga cucu ini lirih. *par