Jakarta (Lokapalanews.com) – Indonesia menyatakan pengembangan kapal selam bertenaga nuklir oleh aliansi AUKUS yang terdiri dari Australia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat (AS), tidak akan dibahas dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (AMM) ke-56 di Jakarta. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto R Suryodipuro, melalui keterangan tertulisnya, Senin (10/7).
Pertemuan Komisi Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) berlangsung di Jakarta pada Selasa (11/7). “Pertemuan SEANWFZ tidak ada agenda soal kapal selam, dan dalam konteks perkembangan terkini di kawasan, kapal selam bertenaga nuklir itu bukan senjata nuklir,” kata Sidharto.
Menurut Sidharto, Komisi SEANWFZ akan tetap berfokus pada upaya ASEAN mengajak lima pemilik senjata nuklir yaitu China, Rusia, Prancis, Inggris, dan AS untuk menandatangani protokol perjanjian kawasan bebas nuklir.
Keputusan ASEAN untuk kembali memulai proses perundingan penandatanganan protokol tersebut, telah disampaikan kepada kelima negara itu melalui misi diplomatiknya di Jakarta.
“Sesuai keputusan Komisi SEANWFZ tahun lalu, ASEAN sudah memutuskan untuk menindaklanjuti termasuk dengan melakukan konsultasi dengan misi diplomatik kelima negara pemilik senjata nuklir,” kata Sidharto.
Namun, hingga saat ini belum ada satu pun negara pemilik senjata nuklir yang secara resmi menyampaikan kesiapannya untuk menandatangani protokol Traktat SEANWFZ. Hal itu disebabkan proses yang masih berlangsung di ASEAN terutama untuk mengkaji kembali perundingan dengan para pemilik senjata nuklir yang terhenti pada 2012. *