Jakarta (Lokapalanews.com) – Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), mengapresiasi Indonesia sebagai ketua tahun ini dalam mengintensifkan upaya meredam konflik dengan melibatkan semua pihak dan pemangku kepentingan di Myanmar .
“Kami menghargai upaya Ketua (Indonesia) dalam mengintensifkan keterlibatan dengan semua pemangku kepentingan terkait di Myanmar untuk membangun kepercayaan dan keyakinan, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan menjembatani kesenjangan dan perbedaan yang mengarah pada dialog inklusif untuk solusi politik yang komprehensif,” demikian pernyataan para menteri luar negeri ASEAN, di Jakarta, Jumat (14/7/2023)..
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Komunike Bersama Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-56.
Dalam pernyataan itu, para Menlu ASEAN menyatakan posisi untuk terus mengacu pada Konsensus Lima Poin (5PC) dalam penanganan krisis Myanmar.
Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
“Kami membahas perkembangan di Myanmar dan menegaskan kembali posisi kami yang bersatu bahwa Konsensus Lima Poin (5PC) tetap menjadi acuan utama kita untuk mengatasi krisis politik di Myanmar,” kata mereka.
Untuk itu, para Menlu ASEAN sepakat untuk mendukung keberlanjutan keterlibatan tersebut untuk mendorong penerapan 5PC secara keseluruhan dan sejalan dengan keputusan para Pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-42.
“Kami meminta dukungan berkelanjutan dari para mitra eksternal kami, termasuk PBB dan negara-negara tetangga Myanmar, untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam implementasi konkret 5PC,” katanya, dilansir dari InfoPublik.
Dalam komunike bersama itu, mereka juga mengecam aksi kekerasan yang terus berlangsung di Myanmar.
“Kami mengecam keras tindakan kekerasan yang terus berlanjut, termasuk serangan udara, penembakan artileri, dan penghancuran fasilitas umum dan mendesak semua pihak yang terlibat untuk mengambil tindakan nyata untuk segera menghentikan kekerasan tanpa pandang bulu, mencegah eskalasi, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyampaian bantuan kemanusiaan dan dialog nasional yang inklusif,” ujar para Menlu ASEAN.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa Konsensus Lima Poin (5PC) harus tetap menjadi acuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam penanganan krisis di Myanmar.
“5PC adalah acuan utama, dan implementasi 5PC harus tetap jadi fokus ASEAN,” kata Menlu Retno dalam pernyataan pembukaan pada sesi pengkajian Pertemuan ke-56 Menteri Luar Negeri (AMM) ASEAN di Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Indonesia, sebagai Ketua ASEAN tahun ini, telah terlibat dalam lebih dari 110 pendekatan atau engagements yang sangat intensif dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar sejauh ini.
“Ini adalah upaya yang sangat kompleks dan tidak mudah sama sekali,” kata Menlu Retno.
Engagements tersebut, menurut dia, hanya sebuah sarana dan yang terpenting adalah bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mendorong dialog di antara pihak-pihak di Myanmar.
Retno menekankan bahwa dialog akan membuka jalan bagi terciptanya solusi politik, dan hanya solusi politik yang dapat menciptakan perdamaian yang tahan lama. *