Jakarta (Lokapalanews.com) – Masyarakat diingatkan untuk berheti-hati menyebarkan informasi terkait Pemilihan Umum (Pemilu) terutama selama masa kampanye, sebelum mengecek kebenarannya.
“Di tengah gebyar Pemilu ini, saya kira kita memang harus lebih hati-hati, terutama agar tidak ikut menyebarkan misinformasi dan disinformasi,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya, seperti dikutip pada Rabu (20/12/2023).
Menurut Wamenkominfo, setiap konten atau informasi yang masuk ke media sosial perlu disikapi dengan kritis, terutama informasi yang diragukan kebenarannya.
“Kita tahu kalau konten yang sedang kita hadapi atau kita saksikan ini, ini adalah konten yang bisa kita sebut mencurigakan, mencurigakan dan juga meragukan secara kualitas informasinya,” ujarnya.
Untuk itu Wamen Nezar meminta masyarakat yang menerima konten mencurigakan untuk mengecek kebenarannya ke sumber-sumber yang jelas, termasuk Kementerian Kominfo dan media arus utama (mainstream).
Dengan demikian masyarakat tidak terjebak menyebarkan konten hoaks di media sosial.
“Jadi kebiasaan share ini memang baik kalau informasinya positif, yang menyebarkan kebaikan, tapi kalau menyebarkan keburukan kan itu satu hal yang kita hindari,” tukasnya, dilansir InfoPublik.id.
Wamenkominfo mengatakan, saat ini teknologi untuk memproduksi hoaks maupun disinformasi sudah semakin canggih karena memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) termasuk deep fake.
Bahkan, beberapa konten yang dibuat dengan baik oleh AI dapat mengelabui para pakar yang mengira konten tersebut adalah benar terjadi.
“Itu bisa mengelabui bahkan oleh orang-orang yang kita anggap sudah expert sekalipun, itu banyak yang terkecoh,” ungkap Nezar Patria.
Dia juga meminta masyarakat lebih meningkatkan kehati-hatian dalam mencerna berbagai informasi di internet di tengah semakin pesatnya kemajuan teknologi saat ini. *