Jakarta – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI sekaligus Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait dampak tarif perdagangan Amerika Serikat terhadap industri negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Hal ini menjadi salah satu isu sentral yang dibahas dalam pertemuan Parlemen Negara-Negara OKI (PUIC) di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta.
Saraswati menyampaikan keprihatinannya kepada Parlementaria, menyoroti potensi kerugian yang dialami sektor industri akibat kebijakan tarif AS.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi industri kita, terutama terkait tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Saraswati menjelaskan bahwa Indonesia aktif mendorong alternatif kebijakan yang responsif dan inklusif guna melindungi industri dari dampak negatif tarif tersebut.
Salah satu langkah penting yang diusulkan adalah penguatan pertukaran budaya antarnegara anggota PUIC.
Inisiatif ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan mempererat solidaritas di antara negara-negara Islam.
Saraswati juga menyoroti peran strategis Indonesia dalam forum OKI.
Meskipun bukan negara Islam secara konstitusional, Indonesia dipandang memiliki potensi besar untuk memimpin kerja sama yang saling menguntungkan di antara anggota PUIC.
“Indonesia jelas merupakan salah satu negara terkuat dalam forum ini,” tegasnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai konflik regional seperti antara Pakistan dan India, Saraswati menjelaskan bahwa forum PUIC lebih berfokus pada isu-isu yang berdampak luas bagi seluruh anggota, dengan mengedepankan dialog perdamaian dan kerja sama. *R104
