Jakarta – Komisi XI DPR RI memberikan peringatan keras kepada Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan terkait fungsi Pusat Logistik Berikat (PLB). Mereka meminta agar PLB, yang berfungsi sebagai gudang penampung barang produksi dan konsumsi, tidak hanya menjadi tempat praktik dumping barang impor.
Dumping sendiri merupakan praktik perdagangan tidak sehat di mana perusahaan mengekspor barang ke negara lain dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan harga di negara asalnya. Barang impor yang menumpuk di PLB berpotensi besar mengancam keberlangsungan industri dalam negeri.
Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, secara tegas meminta Bea Cukai untuk lebih waspada terhadap para spekulan yang hanya ingin memanfaatkan keberadaan PLB demi keuntungan pribadi semata. Contoh nyata yang disoroti adalah maraknya peredaran baju bekas impor yang kini mulai menggerogoti pasar industri pakaian lokal.
“Dirjen Bea Cukai menganggap itu menjadi satu kemudahan untuk importir. Padahal sebenarnya tadi saya tanyakan, dia pajaknya pajak apa. Kemudian ketika ditahan tiga tahun ini kan bakal menjadi permainan bagi spekulan,” ungkapnya usai Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI ke Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (16/5/2025).
Lebih lanjut, Andi Yuliani Paris menekankan bahwa PLB yang seharusnya memberikan kontribusi positif bagi negara justru jangan sampai merugikan masyarakat luas. Terlebih lagi, PLB tidak boleh menjadi instrumen untuk menyingkirkan produk-produk lokal dari pasar domestik.
“Tujuan PLB ini kan ada barang penunjang industri itu masuk itu menjadi murah untuk mendukung perekonomian. Jangan sampai malah masuk harga murah kemudian dijual dengan harga mahal,” tandasnya.
Peringatan dari Komisi XI DPR RI ini menjadi sorotan penting terkait pengawasan terhadap arus barang impor dan perlindungan industri dalam negeri dari praktik perdagangan yang merugikan. Bea Cukai diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan PLB berfungsi sesuai dengan tujuan awal dan tidak menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. *R101
