Jakarta (Lokapalanews.com) – Maspakai berbiaya hemat, Indonesia AirAsia, memaparkan sejumlah usulan yang akan berkontribusi dalam penurunan harga tiket penerbangan domestik, sekaligus langkah strategis yang dirancang untuk memperkuat posisinya dalam lima tahun ke depan.
Beberapa usulan itu dikemukakan dalam acara Media Roundtable beberapa waktu lalu bersama CEO Capital A Berhad, Tony Fernandes; Group CEO AirAsia Aviation Limited, Bo Lingam; Deputy CEO Corporate AirAsia Aviation Limited, Ahmad Al Farouk Bin Ahmad Kamal; Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine; dan Direktur Keuangan Indonesia AirAsia, Luh Gede Mega Putri Tjatera.
Adapun hasil kegiatan tersebut rencananya akan disampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
CEO Capital A Berhad AirAsia, Tony Fernandes, mengungkapkan sejumlah faktor utama yang ditenggarai menjadi penyebab tingginya harga tiket di Indonesia adalah pertama, adanya pajak ganda yang dikenakan pada penerbangan domestik, di mana pajak diberlakukan baik pada bahan bakar pesawat maupun pada harga tiket penumpang.
Lebih lanjut, dia juga menyampaikan usulan penghapusan bea masuk untuk suku cadang pesawat, yang diharapkan dapat secara signifikan menurunkan struktur biaya operasional maskapai.
“Dengan mengurangi beban pajak dan bea masuk ini, diharapkan harga tiket penerbangan domestik dapat lebih terjangkau, sehingga mampu mendorong peningkatan minat wisatawan, khususnya dalam negeri, untuk kembali bepergian dan mendukung pemulihan industri pariwisata nasional,” ujar Tony Fernandes sebagaimana dikutip InfoPublik pada Sabtu (7/9/2024).
Selain pajak dan bea masuk, ia juga mengusulkan kepada pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan tarif batas atas tiket penerbangan domestik.
Peninjauan batas ini, menurutnya, dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi maskapai dalam menetapkan harga berdasarkan permintaan dan biaya operasional yang dinamis, sekaligus mendorong persaingan yang sehat di industri penerbangan.
“Dengan terciptanya kompetisi yang lebih kuat, maskapai dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif, sehingga berpotensi menurunkan rata-rata harga tiket secara keseluruhan. Selain itu, tinjauan ini akan mendukung pertumbuhan industri penerbangan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian nasional,” ucap Tony Fernandes.
Sementara untuk memperkuat posisinya di Indonesia, Indonesia AirAsia tengah menjajaki berbagai sumber pendanaan, baik dari publik melalui bursa saham, maupun lembaga perbankan, dengan tujuan menambah armada dari 25 menjadi 100 pesawat pada tahun 2031.
Langkah tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata Indonesia, dan memperkuat konektivitas domestik maupun internasional dengan mengintegrasikan rute internasional dan rute domestik melalui layanan penerbangan lanjutan (Fly-Thru).
“Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan arus wisatawan mancanegara ke Indonesia,” kata Tony Fernandes.
AirAsia juga sedang dalam tahap finalisasi kerja sama yang telah disepakati tahun lalu dengan Garuda Group, yang mencakup interlining beberapa rute penerbangan AirAsia dengan Citilink.
Kemitraan itu bertujuan untuk menghubungkan rute AirAsia dengan Citilink baik itu internasional maupun domestik, sehingga memperluas jangkauan jaringan penerbangan kedua maskapai, membuka lebih banyak kesempatan bagi wisatawan dalam menjelajahi berbagai destinasi di Indonesia.
Di sektor logistik, melalui unit bisnis Teleport, AirAsia juga telah melakukan kolaborasi strategis dengan Garuda Indonesia di bidang kargo sejak 2023. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan logistik di Indonesia dan kawasan Asia-Pasifik.
Untuk memperkuat operasional AirAsia di Indonesia, sebagai salah satu lini bisnis Capital A, Asia Digital Engineering (ADE) berencana membangun bisnis pemeliharaan pesawat (MRO) dengan mendirikan hanggar yang akan difokuskan pada pemeliharaan dan perbaikan pesawat.
Beberapa bandara yang tengah dipertimbangkan sebagai lokasi fasilitas tersebut antara lain Soekarno-Hatta, Surabaya, atau Makassar. *331